Bantul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan intervensi guna memastikan kecukupan gizi dan nutrisi bayi sejak dalam kandungan hingga lahir dan berlanjut sampai berusia dua tahun untuk mencegah stunting atau kekerdilan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Bantul Fauzan di Bantul, Sabtu, mengatakan, penanggulangan kekerdilan di sektor kesehatan salah satunya bisa dilakukan sejak permulaan kehidupan bayi sampai seribu hari pertama kehidupan yaitu sejak dalam kandungan sekitar sembilan bulan 10 hari ditambah bayi umur dua tahun.
"Untuk itu fokus kita adalah di saat ibu hamil dan selama bayi umur di bawah dua tahun, untuk kehamilan kita intervensi ibu jangan sampai menderita kekurangan darah atau anemia, kekurangan energi yang kronis, kalau dalam waktu lama kok kekurangan gizi, nanti bayi kemungkinan akan terjadi stunting," katanya.
Menurut dia, saat bayi dalam kandungan ibu hamil sampai bayi usia dua tahun inilah waktu yang sangat sensitif dan berharga sekali untuk mencegah terjadinya kondisi kekerdilan, karena kalau bayi sudah stunting lebih dari usia dua tahun itu kemungkinan besar susah untuk dicegah.
"Kalau sudah stunting, ya sudah terjadilah sampai dewasa, pertumbuhan tubuhnya akan tidak sesuai dengan standar, tapi selama umur dua tahun kita bisa perlakukan tercukupi gizi dengan baik, tercukupi kebutuhan makanan, nutrisi, gizi, rohani, psikisnya Insya Allah akan terbebas dari stunting," katanya.
Fauzan mengatakan, selama ibu hamil atau mengandung bayi jangan sampai terkena penyakit yang nantinya menjadi penyebab stunting pada bayi saat dalam kandungan, kemudian setelah bayi lahir diusahakan tetap memperoleh gizi yang eksklusif dengan diberi air susu ibu (ASI) murni hingga berumur enam bulan.
"Artinya selama enam bulan bayi jangan dikasih susu formula, kasih ASI murni, karena justru selama enam bulan itu ASI sangat diperlukan untuk cukupi segala kebutuhan gizi nutrisi selama itu, kemudian setelah enam bulan dikasih makanan pendamping, karena hanya ASI saja tidak cukup," katanya.
Dia juga mengatakan, terhadap bayi selama usia dua tahun tersebut harus selalu dicek terkait stunting dengan pengukuran tinggi badan ke posyandu maupun pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk diketahui perkembangan pertumbuhan bayi tersebut.
"Makanya orang tua harus ikuti petunjuk petugas kesehatan dan rajin ke posyandu supaya mengetahui bagaimana perkembangan pertumbuhannya," katanya.
Menurut dia, penanggulangan stunting di sektor kesehatan itu disebut dengan intervensi gizi spesifik, yang mana memiliki porsi 30 persen, sedangkan yang 70 persen ditempuh dengan intervensi gizi non spesifik atau sensitif yang dilakukan melalui program menyeluruh bersama instansi lintas sektor terkait.
"Yang berperan banyak dalam mencegah stunting tidak melulu dari kesehatan, karena kalau dalam manajemen penanggulangan ada dua kriteria, yaitu melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Untuk yang nonspesifik kita mengajak seluruh instansi agar terlibat, termasuk masyarakat Bantul," katanya.
Berita Lainnya
Bantul gelar Kejurkab Bola Voli remaja tingkatkan kualitas atlet
Jumat, 19 April 2024 16:44 Wib
Pemkab Bantul menggelontorkan dana BKK Rp32 miliar untuk padat karya 2024
Jumat, 19 April 2024 16:17 Wib
Bawaslu Bantul-DIY menggandeng Karang Taruna antisipasi politik uang
Jumat, 19 April 2024 10:18 Wib
KPU Bantul menetapkan minimal dukungan calon perseorangan 55.656 orang
Kamis, 18 April 2024 17:53 Wib
Kapolres Bantul klaim perayaan hari besar keagamaan berlangsung kondusif
Kamis, 18 April 2024 14:18 Wib
Dispar Bantul ubah tarif retribusi masuk wisata pantai selatan mulai Mei 2024
Kamis, 18 April 2024 13:35 Wib
Pemkab Bantul: Harga pangan stabil usai Lebaran
Rabu, 17 April 2024 17:38 Wib
680 pelanggar lalu lintras di Bantul terjaring Operasi Ketupat Progo
Rabu, 17 April 2024 15:51 Wib