Pemkab Kulon Progo targetkan penurunan angka kemiskinan 2 persen per tahun

id Angka kemiskinan,Kulon Progo

Pemkab Kulon Progo targetkan penurunan angka kemiskinan 2 persen per tahun

Bupati Kulon Progo Sutedjo (tengah) (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mentargetkan angka penurunan angka kemiskinan di wilayah ini dua persen per tahun.

Bupati Kulon Progo Sutedjo di Kulon Progo, Senin, mengatakan angka kemiskinan di Kulon Progo yang mencapai 18,3 persen merupakan tertinggi DIY.

Untuk itu, semua organisasi perangkat daerah (OPD) harus bisa menurunkan angka kemiskinan.



"Yang menjadi perhatian dan tanggung jawab kita adalah tentang masih tingginya angka kemiskinan, bahkan Kulon Progo masih tertinggal angka kemiskinannya masih 18,3 persen," kata Sutedjo.

Ia mengatakan RPJMD 2017-2022 Kulon Progo telah menetapkan target penurunan kemiskinan setiap tahunnya, yaitu 2 persen. Dengan demikian, sampai dengan tahun 2022 harus bisa turun 6 persen menuju angka 12,3 persen.

"Selama tiga tahun ke depan, semua OPD harus ada kegiatan yang mempunyai kontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki mengatakan data desa dengan tingkat penduduk miskin paling rendah diantaranya Temon Kulon sebesar 0,83 persen, Glagah 1,15 persen, Jangkaran 1,42 persen, Janten, 1,98 persen dan Temon Wetan sebesar 3,21 persen.

Selanjutnya, desa dengan tingkat penduduk miskin paling tinggi di Kulon Progo, yakni Desa Kalirejo sebesar 37,81 persen, Purwoharjo sebesar 31,73 persen, Banjarsari sebesar 30,72 persen, Sidorejo sebesar 30,49 persen dan Kebonharjo sebesar 30,1 persen.

Langgeng menambahkan bahwa angka penurunan kemiskinan harus sesuai dengan RPMJ DIY, yaitu 8.8 persen. Sehingga rata-rata penurunan kemiskinan di Kulon Progo 2,5 persen per tahun.

"Angka penurunan kemiskinan ini harus sesuai dengan RPJMD DIY. Sehingga pada 2022, RPJMD DIY untuk Kulon Progo adalah 8,85 persen. Sehingga rata-rata 2,5 persen tiap tahunnya," katanya.