Dinsos Bantul harapkan Boga Sehat tetap berjalan pada 2020

id Dinsos Bantul,Boga sehat, bantuan lansia

Dinsos Bantul harapkan Boga Sehat tetap berjalan pada 2020

Kantor Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bantul, DIY. ANTARA/Hery Sidik

Bantul (ANTARA) - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan program pengentasan kemiskinan melalui Boga Sehat atau pemberian asupan gizi dan kalori kepada warga terlantar tetap berjalan pada 2020 dengan anggaran minimal sama dengan tahun ini.

"Tahun 2019 ini anggaran Boga Sehat senilai Rp6 miliar, tahun 2020 nanti harapannya program ini tetap berjalan dengan anggaran minimal sama dengan yang tahun 2019," kata Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesehatan Sosial (PMKS) Dinsos PPPA Bantul Tunik Wusri Arliani di Bantul, Selasa.

Menurut dia, program pemberian asupan gizi kepada warga terlantar itu masih diperlukan dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui intervensi pada pemenuhan indikator makanan, meski diakui pada 2019 masih terdapat kendala dan menjadi evaluasi untuk diperbaiki pada tahun depan.

Apalagi, kata dia, dengan program yang mulai bergulir pada 2019 diyakini untuk 'exclusion error' atau eror yang terjadi karena orang yang berhak menerima manfaat tidak masuk di database sebagai penerima manfaat bisa diminimalkan.

"Yang Boga Sehat ini kalau dibandingkan dengan program tahun lalu sudah lebih sesuai dengan data, artinya 'exlucion error lebih minimal, lebih tepat sasaran, namun yang jadi evaluasi kaitannya dengan pemahaman penerima manfaat program itu," katanya.

Tunik menjelaskan, dalam realisasinya pihaknya masih menemui beberapa kasus seperti orang tua atau lanjut usia kalau diberikan bantuan berupa makanan tidak berminat, tetapi meminta uang, padahal sesuai aturan program tersebut berbentuk makanan bergizi dan mengandung kalori.

"Jadi mereka itu masih seperti dulu saat ada program Aslut (asistensi sosial lanjut usia telantar) kalau bantuan itu bentuknya uang, ini yang akan kita coba untuk merubah pola pikir bahwa bantuan tidak dalam bentuk uang, namun bisa makanan, ini akan kita kaji," katanya.

Dia mengatakan, terkait warga penerima manfaat, kalau mengacu pada 2019 berjumlah 900 orang dengan bantuan makanan senilai Rp22 ribu per hari, namun untuk tahun 2020, pihaknya masih komunikasikan dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) terkait berapa yang akan menerima manfaat.

"Kita minimal diangka itu, tapi yang pasti di SK kami tidak mengunci di angka 900 orang, alasannya karena yang namanya lansia itu cepat sekali meninggal, sementara tidak ada daftar tunggu di bawahnya, makanya ini ada korelasi dengan data di Bappeda," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024