Yogyakarta mensosialisasikan rencana aksi pengendalian PTM

id Penyakit tidak menular, PTM,rencana aksi

Yogyakarta mensosialisasikan rencana aksi pengendalian PTM

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menyerahkan hadiah untuk berbagai lomba di bidang kesehatan. (ANTARA/Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melakukan sosialisasi rencana aksi daerah pengendalian penyakit tidak menular (PTM) dan berbagai organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta diminta memberi dukungan untuk pengendalian penyakit tersebut.

“Masyarakat seringkali menganggap remeh berbagai gejala yang mengarah pada penyakit ini sehingga tidak melakukan penanganan sejak awal. Jumlah kasus penyakit tidak menular pun masih cukup tinggi,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Yudiria Amelia di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, dukungan yang diberikan oleh tiap organisasi perangkat daerah dapat disesuaikan dengan program kerja di instansi masing-masing, misalnya Dinas Lingkungan Hidup membangun ruang terbuka hijau yang bisa digunakan sebagai tempat olahraga oleh masyarakat.

Selain itu, lanjut dia, Dinas Pariwisata dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta bisa tetap mempertahankan program car free day untuk memberikan ruang bagi masyarakat berolahraga di waktu-waktu tertentu.

Yudiria mengatakan penyakit tidak menular lebih banyak disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, di antaranya tidak mengonsumsi sayur dan buah dalam jumlah cukup, asupan gizi yang tidak seimbang dan masyarakat kurang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik.

“Oleh karenanya, tempat untuk olahraga sangat dibutuhkan, selain terus meningkatkan konsumsi buah dan sayur karena banyak masyarakat yang kurang mengonsumsi sayur,” katanya.

Yudiria mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sudah meluncurkan program untuk membudayakan Hidup Cerdik yaitu mengecek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet dengan gizi seimbang, istirahat cukup dan kelola stres.

“Nantinya, rencana aksi daerah ini akan ditetapkan menjadi peraturan wali kota. Harapannya, ada sinergi lintas sektor untuk mengendalikan penyakit tidak menular ini dan sudah bisa dijalankan secara penuh mulai 2020,” katanya.


Cukup tinggi

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Iva Kusdyarini mengatakan rencana aksi daerah tersebut disusun untuk jangka waktu lima tahun, 2020-2024.

Penyakit tidak menular yang memiliki prevalensi cukup tinggi di Kota Yogyakarta di antaranya adalah hipertensi, diabetes melitus, stroke, ginjal kronis, jantung, kanker, dan asma.

“Dalam rencana aksi daerah ini, juga ada beberapa target yang diharapkan dapat diwujudkan pada 2024,” katanya.

Beberapa target yang diharapkan bisa diwujudkan pada 2024, di antaranya seluruh masyarakat berusia 15 tahun ke atas mendapatkan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular. Seluruh penderita hipertensi dan diabetes mendapatkan pengobatan rutin sesuai standar, peningkatan aktivitas fisik 10 persen, penurunan prevalensi merokok pada penduduk berusia lebih dari 10 tahun sebesar 20 persen, dan peningkatan proporsi makan sayur dan buah sebesar 15 persen.

“Rencana aksi daerah ini juga sudah memasukkan deteksi dini gangguan indera pendengaran dan penglihatan,” katanya.

Saat ini, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sudah menjalankan pos pembinaan terpadu (posbindu) sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit tidak menular. Di posbindu tersebut masyarakat berusia 15-59 tahun bisa melakukan pengecekan kesehatannya secara umum.*

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024