Dishub: mayoritas angkutan umum di Bantul tidak layak beroperasi

id Dishub Bantul

Dishub: mayoritas angkutan umum di Bantul tidak layak beroperasi

Kepala Dishub Bantul Aris Suhariyanta. ANTARA/Hery Sidik

Bantul (ANTARA) - Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan mayoritas angkutan umum di wilayah ini tidak layak beroperasi karena kondisinya tidak memenuhi persyaratan untuk diberikan izin operasional.

"Kita di Bantul ada sekitar 95an angkutan, akan tetapi yang memenuhi syarat dan diberi izin itu cuma delapan angkutan, jadi kebanyakan sudah usia tua, tidak layak, sehingga kita tidak berani mengeluarkan izin," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul Aris Suhariyanta di Bantul, Rabu.

Menurut dia, mayoritas angkutan umum di Bantul tidak layak beroperasi karena usia armada sudah tergolong tua, hal itu dikarenakan pengusaha maupun pemilik angkutan enggan melakukan peremajaan atau memperbaharui baik komponen maupun busnya.

"Angkutan umum itu kita rutin setiap tiga bulan sekali kita melakukan pembinaan baik itu kru angkutan maupun pengusaha bus-nya, itu rutin kita laksanakan, namun demikian kalau kita melihat semangat mereka pengusaha yang punya bus itu malas kalau mau meremajakan busnya," katanya.

Jadi, sepertinya mereka hanya mau menunggu bus itu sampai tidak layak pakai, kalau masih layak ya akan jalan terus, kalau tidak ya sudah maunya berhenti, katanya.

Aris mengatakan, meski mayoritas angkutan umum tidak layak pakai, namun pengusaha tetap mengoperasikan armada untuk mengangkut penumpang, namun pihaknya tetap tidak dapat melakukan tindakan, kecuali angkutan tersebut kedapatan atau terjaring razia atau operasi petugas gabungan.

"Kayaknya iya (beroperasi), jadi kita kalau pas ada operasi baru kita tindak, kalau nggak kita tidak bisa berbuat banyak, sehingga itu (penindakan) ranahnya kita libatkan kepolisian. Biasanya di Bantul ada operasi sendiri, karena kita juga diminta membantu provinsi," katanya.

Menurut dia, pemilik armada enggan meremajakan angkutan bus karena kemungkinan sekarang ini bisnis jasa transportasi tersebut sudah lesu yang diakibatkan karena minim penumpang, bahkan di daerah tertentu sudah tidak ada penumpang, sehingga pendapatan minim.

"Kalau penumpang tidak ada, penghasilan minim mau menanamkan modal untuk angkutan umum kan berat, kalau ada penumpang pagi sama siang saja pas jam sekolah, itupun tidak bisa penuh," katanya.

Dia menyebutkan, angkutan umum di Bantul itu diantaranya bus jurusan Jogjakarta - Kretek (Parangtritis Bantul), angkutan Jogjakarta - Imogiri, angkutan Jogjakarta - Srandakan.