Batam (ANTARA) - Komandan Guskamla Koarmada I Laksamana Pertama TNI Yayan Sofiyan mendorong pemanfaatan potensi ekonomi maritim di sepanjang Selat Malaka.
"Selat Malaka strategis sekali. Berdasarkan survei Organisasi Maritim Internasional atau IMO, ada 70.000 kapal melewati selat. Diharapkan, ini bisa memberikan dampak positif bagi devisa negara," kata Yayan di Batam, Kepulauan Riau, Senin.
Dalam paparannya pada minum kopi bersama pelaku maritim di Batam, Danguskamla Koarmada I mengajak seluruh pihak merebut kedaulatan ekonomi maritim Selat Malaka, demi mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Ia mengatakan aparat keamanan, melalui kegiatan Patkor Optima yang terdiri dari TNI AL, TLDM, Polairud, Unsur Bea dan Cukai, Imigrasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Bakamla RI telah berhasil menciptakan iklim keamanan laut yang kondusif di sana.
Sayangnya, berbagai upaya menciptakan iklim yang kondusif dan rasa aman bagi para pengguna laut, belum memberikan konstribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat maritim maupun devisa negara.
Menurut dia, aktivitas pelayaran maupun industri kemaritiman di sepanjang Selat Malaka masih didominasi Singapura dan Malaysia.
Kedua negara tersebut terus melakukan pembangunan infrastruktur yang diperlukan guna menunjang pelayaran global dan industri kemaritiman di Selat Malaka.
Dalam kesempatan itu, ia mengajak seluruh pihak untuk mengambil bagian dari potensi ekonomi bahari Selat Malaka, dan tidak hanya menjadi penonton.
"Dan ini tidak mungkin dilaksanakan secara parsial namun harus dilaksanakan secara sinergis baik antar pemangku keamanan laut dari berbagai instansi dengan para pengguna laut maupun pelaku bisnis kemaritiman guna membangkitkan ekonomi maritim," kata dia.
Di tempat yang sama, pengusaha Kepri, Johannes Kennedy menyatakan pengusaha siap mengambil bagian dari potensi kemaritiman di Selat Malaka.
Ia menyatakan terdapat sejumlah potensi maritim yang dapat dikelola di Selat Malaka, antara lain alih kapal, labuh jangkar, ship channeling dan transfer kargo.
Antara Indonesia dan Singapura telah memiliki kesepahaman dalam mengelola Selat Malaka. Sayangnya, peluang itu belum dimanfaatkan Indonesia.
Ia berharap pemerintah segera menetapkan koordinat lokasi labuh jangkar untuk swasta, agar potensi maritim itu bisa dimanfaatkan.
Berita Lainnya
Pakar Geologi UGM sebut Selat Muria tidak akan muncul kembali imbas banjir
Senin, 25 Maret 2024 20:43 Wib
BRIN: Tak terkait banjir dengan isyarat kemunculan Selat Muria
Kamis, 21 Maret 2024 8:03 Wib
BRIN sebut hutan dibabat, Selat Muria menjadi daratan
Rabu, 20 Maret 2024 19:48 Wib
"Illegal fishing" kapal berbendera Malaysia digagalkan
Kamis, 7 Maret 2024 4:04 Wib
Satu kapal Malaysia ditangkap di Selat Malaka
Rabu, 6 Maret 2024 2:52 Wib
Hujan lebat guyur Indonesia
Rabu, 25 Oktober 2023 7:02 Wib
BBMKG: Waspadai gelombang enam meter di perairan selatan Bali
Selasa, 3 Oktober 2023 10:18 Wib
Gelombang 4 meter landa Selat Bali dan Lombok
Senin, 2 Oktober 2023 8:11 Wib