Kulon Progo targetkan turunkan kemiskinan 2,5 persen per tahun

id Penurunan kemiskinan,Kulon Progo

Kulon Progo targetkan turunkan kemiskinan 2,5 persen per tahun

Kepala Bappeda Kulon Progo Agus Langgeng Basuki. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan angka penurunan kemiskinan di wilayah ini sebesar 2,5 persen per tahun sehingga pada 2022, kemiskinan berkisar 8,85 persen.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki di Kulon Progo, Selasa, mengatakan saat ini, angka kemiskinan di Kulon Progo berdasarkan data Badan Pusat Statistik sebesar 18,34 persen dan tertinggi se-DIY.

"Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta Pemkab Kulon Progo menurunkan kemiskinan menjadi 8,85 persen pada 2022. Artinya, kami memiliki pekerjaan rumah menurunkan kemiskinan 2,5 persen setiap tahunnya," kata Langgeng.

Ia mengatakan Pemkab Kulon Progo sudah berusaha maksimal untuk menurunkan kemiskinan. Namun masih belum dapat menyentuh target penurunan kemiskinan.

Adapun program inovasi yang dilakukan oleh Pemkab Kulon Progo, yakni replikasi Bantuan Pangan Non tunai (BPNT) dengan sumber dana APBD kabupaten serta memberdayakan gapoktan, pokdakan dan peternak ayam petelur untuk penyediaannya.

Selanjutnya, pemasaran produk perikanan melalui program Serbu Ikanku (segar dan bermutu ikan Kulon Progo) setiap jumat pagi di halaman pemkab dan acara Car Free Day di Alun-alun Wates. Selain itu, kolaborasi program BPNT dari dana APBD dengan Dinas Sosial yang memasukkan produk ikan lele sebagai salah satu jenis bahan pangan yang diwajibkan.

"Program-program tersebut mampu menurunkan kemiskinan 1,7 persen pertahun dari angka kemiskinan 24 persen. Penurunan kemiskinan 1,7 persen ini tertinggi di DIY, namun belum mampu mengejar angka kemiskinan kabupaten lain yang lebih rendah," katanya.

Langgeng mengatakan data desa dengan tingkat penduduk miskin paling rendah diantaranya Temon Kulon sebesar 0,83 persen, Glagah 1,15 persen, Jangkaran 1,2 persen, Janten 1,98 persen dan Temon Wetan sebesar 3,21 persen.

Selanjutnya, desa dengan tingkat penduduk miskin paling tinggi di Kulon Progo, yakni Desa Kalirejo sebesar 37,81 persen, Purwoharjo sebesar 31,73 persen, Banjarsari sebesar 30,72 persen, Sidorejo sebesar 30,49 persen dan Kebonharjo senesar 30,1 persen.

Langgeng menambahkan bahwa angka penurunan kemiskinan harus sesuai dengan RPMJ DIY, yaitu 8,85 persen. Sehingga rata-rata penurunan kemiskinan di Kulon Progo 2,5 persen per tahun.

"Berdasarkan data Kementerian Sosial (Kemensos) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tiga desa di Kecamatan Temon terdampak bandara memang urutan pertama yang paling rendah angka kemiskinannya. Sehingga Kecamatan Temon juga merupakan tingkat pertama terendah dari 12 kecamatan di Kulon Progo. Baik dari kondisi atau potret kemiskinannya maupun percepatan penurunannya dibanding 2017," katanya.