DPRD Kulon Progo desak Pasar Sentolo Baru dijadikan sebagai pasar induk

id Pasar induk,Pasar Sentolo Baru,Kulon Progo,DPRD Kulon Progo

DPRD Kulon Progo desak  Pasar Sentolo Baru dijadikan sebagai pasar induk

Wakil Ketua II DPRD Kulon Progo Lajiyo Yok Mulyono. (Foto ANTARA/Sutarmi)

keberadaan pasar induk ini sangat penting, karena dari lima kabupaten/kota di DIY, Kulon Progo sendiri yang belum memiliki pasar induk.
Kulon Progo (ANTARA) - Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Lajiyo Yok Mulyono mendesak pemerintah setempat menjadikan Pasar Sentolo Baru menjadi pasar induk atau pasar bersih untuk mengimbangi pembangunan megaproyek di wilayah ini.

Lajiyo Yok Mulyono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan keberadaan pasar induk ini sangat penting, karena dari lima kabupaten/kota di DIY, Kulon Progo sendiri yang belum memiliki pasar induk.

Menurut dia, Pemkab Kulon Progo kurang menyadari pentingnya keberadaan pasar induk sebagai pusat ekonomi masyarakat, sehingga tidak mampu mengenali potensi setiap pasar. Pasar induk ini sangat strategis untuk Kulon Progo ke depan.

"Pembangunan megaproyek seharusnya tidak harus meninggalkan pembangunan infrastruktur yang berpihak pada perekonomian masyarakat, khususnya pedagang," kata Lajiyo.

Baca juga: Perajin Kulon Progo ekspor produk serat alam ke AS

Ia mengatakan Pasar Wates yang diharapkan sebagai pusat pasar bersih atau pasar induk juga kalah bersaing dengan keberadaan toko jejaring yang menjamur di sekitar pasar. Akibatnya, pedagang kecil yang berjualan kelontong harus turun omzet, bahkan gulung tikar.

Hal ini sangat ironis dengan program visi Pemkab Kulon Progo yang dituangkan dalam APBD 2020 yang berpihak kepada usaha kecil dan menengah (UKM) dan ekonomi kerakyatan.

"Bagaimana bisa berpihak pada UKM dan ekonomi kerakyatan, tapi membiarkan pedagang kecil harus gulung tikar atau omzet rendah," katanya.

Lajiyo juga mengatakan Pasar Sentolo Baru juga merupakan program gagal karena Pemkab Kulon Progo gagal merelokasi ratusan pedagang dari Pasar Sentolo Lama. Dampaknya, Pasar Sentolo baru yang diharapkan sebagai pusat perdagangan di wilayah tengah kondisinya ibarat "hidup segan, mati tidak mau".

Saat ini, puluhan pedagang di Pasar Sentolo Baru mengeluh dagangannya tidak laku. Selain itu, kios-kios banyak ditinggalkan oleh pedagang dan mangkrak.

Keberadaan Pasar Sentolo harus diselamatkan, jangan menjadi produk pembangunan gagal karena kesalahan dalam perencanaan dan kesalahan teknis dalam pemindahan pedagang.

Baca juga: Kulon Progo targetkan turunkan kemiskinan 2,5 persen per tahun

Keberadaan Pasar Sentolo Baru ini sangat strategis yang berada di wilayah perbatasan dengan kabupaten Bantul dan Sleman, berada di Kawasan Industri Sentolo, dan jalur utama Yogyakarta-Wates menuju Bandara Internasional Yogyakarta.

"Kami meminta Pasar Sentolo Baru sebagai pasar induk dalam menyikapi pembangunan megaproyek dan pengembangan ekonomi yang berpihak kepada masyarakat kecil," katanya.

Kepala Dinas Perdagangan Kulon Progo Iffah Muffidati mengatakan Kulon Progo memang belum memiliki pasar induk. Terkait usulan Pasar Sentolo Baru sebagai pasar induk, dirinya enggan berkomentar lebih lanjut.

"Kami akan kaji dan analisis dulu soal ini," katanya singkat.
Baca juga: Kulon Progo panggil sembilan investor terkait keseriusan menanamkan modal