PM Hongaria apresiasi pertemuan Forum Eurasia di Yogyakarta

id viktor orban,PM Hongaria

PM Hongaria apresiasi pertemuan Forum Eurasia di Yogyakarta

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban (dua kanan) menjawab pertanyaan awak media di sela Forum Eurasia di Yogyakarta, Kamis. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)

Yogyakarta (ANTARA) - Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengapresiasi Forum Eurasia yang mempertemukan pimpinan partai politik (parpol) dari seluruh dunia yang tergabung dalam Centrist Democrat International (CDI) di Yogyakarta, Kamis.

Dalam pertemuan yang berlangsung hingga 25 Januari itu, Viktor Orban hadir sebagai panelis diskusi Forum Eurasia yang mengangkat tema "Humanisme Barat, Demokrasi Kristen, dan Humanisme Islam: Aliansi Abad 21".

"Saya rasa pertemuan seperti ini yang bukan tingkat kenegaraan, tetapi tingkat partai, dan tingkat lebih filosofis sangat penting bagi politisi dan para pembuat kebijakan untuk bisa saling memahami dan membuat platform bersama meskipun kita tinggal beribu-ribu mil jauhnya," kata Viktor.

Viktor berharap melalui pertemuan itu, bisa didapatkan titik temu bahwa dalam membangun sebuah peradaban memerlukan keterbukaan antarpemeluk agama.

"Kristen dan Muslim bisa saling jujur satu sama lain. Saya rasa peluang itu ada dan hal yang paling penting," kata dia.

Meski umat Muslim dan Kristen memiliki identitas masing-masing, menurut Viktor, mereka tetap memiliki pandangan yang sama untuk menuju kehidupan yang lebih baik.

"Saya rasa, Muslim memiliki identitas sendiri, Kristen pun demikian. Ini persamaan kami, bagaimana kita bisa cari cara sendiri sebagai Muslim dan sebagai Kristen untuk tetap mempertahankan identitas kita dan tidak mengalah kepada tekanan yang ada untuk mengarah ke kehidupan yang baik," kata dia.

Forum yang mempertemukan para pimpinan parpol dari seluruh dunia itu membahas peluang dan tantangan yang muncul dari bergulirnya proses pembentukan tata dunia baru yang kemungkinan akan menjadikan Eurasia --perpaduan Eropa dan Asia-- menjadi satu "benua super" sebagai titik-tumpunya.

Dalam pertemuan itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didapuk sebagai tuan rumah sekaligus satu-satunya partai di Indonesia yang tergabung dalam CDI.

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf berharap melalui forum itu dapat menggali nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam tradisi keagamaan baik di Indonesia maupun negara anggota CDI yang terpusat di Uni Eropa dan Amerika Latin.

Ia berharap pemahaman mengenai nilai-nilai kemanusiaan itu dapat dipertemukan dalam sebuah aliansi untuk mendukung peradaban manusia yang lebih baik di masa mendatang.

"Kita tahu bahwa di Indonesia ini punya tradisi Islam yang sangat humanitarian, yang tidak menghendaki segregasi dan diskriminasi. Kita juga melihat di Eropa, mereka berhasil mengembangkan manifestasi dari Kristen ke dalam humanisme. Ini yang ingin kita pertemukan," kata Yahya yang juga salah satu pendiri gerakan Humanitarian Islam global dan Duta PKB kepada CDI.

Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, mengatakan forum itu merupakan kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para pemimpin dunia untuk membentuk aliansi abad ke-21.

Ia mengatakan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan universal yang dimiliki bersama yang mendasari tradisi agama dan budaya masing-masing.

"Aliansi semacam itu dapat membantu memastikan bahwa, ketika pusat gravitasi ekonomi dunia bergeser menuju Eurasia, kompetisi geopolitik yang menyertai transisi ini dapat dinavigasi dengan lebih damai, dan tidak berakhir dengan bencana," kata dia.