Kostum Keraton Agung Sejagat Purworejo diproduksi di wilayah Bantul

id Kostum Keraton Agung Sejagat

Kostum Keraton Agung Sejagat Purworejo diproduksi di wilayah Bantul

Sampel Kostum Keraton Agung Sejagat Purworejo kostum kerajaan fiktif yang sempat menggegerkan masyarakat itu diproduksi di industri rumah tangga kostum drumband di Sonosewu, Ngestiharjo, Bantul, DIY (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Kostum Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Juru Tengah Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang kemudian dibubarkan polisi karena merupakan kerajaan palsu, diproduksi di Sonosewu, Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kalau pesannya itu beberapa kali, pesanan awal sekitar 200-an stel, kemudian nambah-nambah terus, sehingga totalnya menjadi sekitar 300-an stel," kata Wahyu Agung Santoso ditemui di rumah produksinya di Sonosewu, Ngestiharjo Bantul, Rabu.

Wahyu Agung Santoso merupakan pemilik industri rumah tangga alat musik drum band, marching band dan kostum drum band di Sonosewu Bantul.




Dia mengaku mendapat pesanan membuat seragam kerajaan fiktif yang kemudian sempat menghebohkan masyarakat tersebut pada awal November 2019.

Pesanan ratusan seragam Keraton Agung Sejagat itu langsung dilakukan oleh Fanni Amindia atau yang kemudian disebut sebagai ratu pada kerajaan fiktif itu, saat itu Fanni disebutnya datang sendiri ke rumah produksinya.

"Awal pesan itu November 2019, Bu Fanni datang ke sini sendiri, tetapi sebelumnya telepon dulu memastikan bisa tidak membuat (kostum) kayak gini," kata Koko, panggilan akrab Wahyu sembari menunjukkan foto kostum pada sebuah ponsel.

Koko menceritakan, saat memesan kostum Keraton Agung Sejagat, Fanni tidak menjelaskan apa-apa termasuk kostum itu untuk apa, hanya menunjukkan foto sebuah setelan jas berwarna hitam lengkap dengan asesoris, yang menurutnya mirip dengan seragam Kerajaan Brunei Darussalam.




"Tidak bilang buat apa, cuma pesan kayak gini, tunjukkan foto seragam Brunei, kemudian saya desain ulang modelnya dan merasa cocok, untuk bordiran dan logo dari sana. 300-an stel kostum tersebut modelnya sama semua," katanya.

Sebanyak 300-an stel kostum dengan model jas tersebut terdiri sebanyak 297 stel warna hitam lengkap dengan asesoris untuk anggota, dan lima stel terdiri kostum ratu dan raja Keraton Agung Sejagat masing-masing dua stel dan kostum anak raja satu stel.

Dia mengatakan untuk memproduksi sebanyak 300-an stel kostum tersebut dikerjakan dengan waktu kurang lebih dua bulan atau selesai awal Januari. Untuk menyelesaikan pesanan kostum itu, dia dibantu sekitar 12 tenaga dan harus dikerjakan secara lembur.

"Satu stel harganya Rp900 ribu lengkap dengan topi, sabuk dan asesoris. Kalau yang untuk raja dan ratu harganya Rp600 ribu per stel, karena kain bawa sendiri. Untuk pengiriman secara bertahap, selesai kita kirim, total lima kali pengiriman terakhir awal Januari, 2020," katanya.