Disperindag DIY dorong masyarakat kurangi ketergantungan pada cabai segar

id cabai,harga,stabil,yogyakarta

Disperindag DIY dorong masyarakat kurangi ketergantungan pada cabai segar

Penjual cabai di pasar tradisional. (ANTARA)

Perlu ada edukasi ke masyarakat atau produsen pengguna cabai untuk terbiasa menggunakan cabai olahan, tidak lagi cabai segar.
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong masyarakat untuk mulai mengurangi ketergantungan pada cabai segar dan beralih  mengonsumsi cabai olahan.

"Perlu ada edukasi ke masyarakat atau produsen pengguna cabai untuk terbiasa menggunakan cabai olahan, tidak lagi cabai segar," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Apriyanto di Yogyakarta, Jumat.

Hal itu ditekankan Yanto, sebagai alternatif mengatasi tingginya harga cabai di pasaran. Ia yakin dengan beralih mengonsumsi cabai olahan seperti cabai pasta atau bubuk, maka harga cabai akan kembali stabil.

Baca juga: DP3 Sleman : cabai Sleman banyak terserap ke luar daerah

Selain mengajak masyarakat mengalihkan kebiasaan mengonsumsi cabai segar, Yanto juga berharap rencana pengolahan cabai pasta atau cabai bubuk di Yogyakarta bisa segera diwujudkan.

"Produksi cabai olahan nanti bisa dilakukan kelompok petani dan pemda memfasilitasi peralatan pengolahannya," kata dia.

Ia mengatakan hingga saat ini berdasarkan hasil pemantauan di tiga pasar tradisional di Yogyakarta yakni Pasar Kranggan, Pasar Demangan, dan Beringharjo, harga cabai konsumsi masih mencapai Rp63 ribu sampai Rp75 ribu per kg. Sedangkan harga cabai rawit merah mencapai Rp71 ribu sampai Rp75 ribu per kg.

Melambungnya harga cabai itu, menurut Yanto, dikarenakan luasan panen para petani yang terbatas. Hal itu dapat dipicu persoalan cuaca atau hama yang merusak tanaman. "Tapi diperkirakan pertengahan Maret dan April sudah panen raya," kata dia.
Baca juga: Harga cabai rawit merah di Yogyakarta mencapai Rp80.000/kg
 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024