BPBD: 573 kejadian kebencanaan di Bantul selama 2019

id BPBD Bantul

BPBD: 573 kejadian kebencanaan di Bantul selama 2019

Kantor BPBD Bantul. (Foto : ANTARA/Hery Sidik).

Bantul (ANTARA) - Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat sebanyak 573 kejadian kebencanaan telah terjadi di daerah ini sepanjang 2019.

Kejadian kebencanaan hingga akhir Tahun 2019 di wilayah Bantul telah terjadi 753 kejadian, kejadian paling banyak adalah tanah longsor, kebakaran dan pohon tumbang, kata Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto di Bantul, Sabtu.

Dari data kejadian tersebut, tanah longsor sebanyak 174 kejadian, kebakaran 224 kejadian, pohon tumbang 105 kejadian, sedangkan kejadian lainnya diantaranya angin kencang, kecelakaan laut, rumah roboh dan banjir.

Menurut dia, lima wilayah dengan kejadian terbanyak yaitu di daerah Kecamatan Kasihan, Imogiri, Dlingo, Banguntapan dan Pleret. Sedangkan wilayah paling sedikit kejadian kebencanaan adalah Kecamatan Srandakan, Sanden, Pajangan dan Sedayu serta Pandak.

Tren kejadian kebakaran terjadi dari awal musim kemarau sampai mendekati musim hujan, sementara tren tanah longsor terjadi saat musim hujan. Estimasi kerusakan yang disebabkan dari kejadian pada 2019 sebesar Rp95,6 miliar, jelasnya.

Dari data kejadian bencana selama 2019 tersebut, BPBD mencatat telah mengakibatkan korban meninggal dunia berjumlah tujuh jiwa, kemudian korban luka berat dan ringan berjumlah sembilan jiwa.

Sementara itu, jika melihat tren kejadian di Bantul dalam lima tahun terakhir, BPBD menyebut jumlah kejadian bencana dari 2015 hingga 2019 cenderung meningkat, yaitu sebanyak 161 kejadian pada 2015, 290 kejadian pada 2016, dan 572 kejadian pada 2017, kemudian 356 kejadian pada 2018.

Kejadian bencana yang mengalami kecenderungan meningkat adalah kebakaran, angin kencang, pohon tumbang dan erosi. Pada tahun 2017 dan 2019 merupakan tahun khusus, jumlah bencana tinggi dikarenakan dampak badai siklon tropis cempaka dan savana.

Menurut dia, tren kejadian 2017 menunjukkan pada bulan Oktober sampai Desember terjadi peningkatan jumlah kejadian bencana banjir, gerakan tanah, dan angin ribut. Sementara untuk kejadian kebakaran mengalami penurunan.

Kemudian pada 2019 menunjukkan bahwa adanya peningkatan kejadian tanah longsor pada musim hujan, sementara kemarau yang panjang mengakibatkan peningkatan kejadian kebakaran, katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024