Dinas Pariwisata Kulon Progo didesak kembangkan wisata berbasis edukasi

id Wisata berbasis edukasi,DPRD Kulon Progo,Kulon Progo

Dinas Pariwisata Kulon Progo didesak kembangkan wisata berbasis edukasi

Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Istana. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Pada 2020 ini, DPRD Kulon Progo akan merevisi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana induk pembangunan pariwisata daerah (Ripparda).
Kulon Progo (ANTARA) - Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendesak Dinas Pariwisata setempat mengembangkan wisata minat khusus berbasis edukasi untuk menarik kunjungan wisatawan.

Ketua Komisi IV DPRD Kulon Progo Istana di Kulon Progo, Senin, mengatakan wisata minat khusus berbasis edukasi yang dikembangkan bisa peternakan, budaya hingga seni.

"Kalau potensi wisata mau maju, Kulon Progo harus berbenah dengan mengembangkan wisata minat khusus berbasis edukasi," kata Istana.

Menurut dia, Dinas Pariwisata (Dispar) Kulon Progo belum siap mengarah ke sana. Dispar cenderung mengembangkan hal-hal yang kecil, yang seharusnya ditangani oleh pelaku wisata setempat.

Baca juga: Debit air Waduk Sermo Kulon Progo belum normal

Pada 2020 ini, DPRD Kulon Progo akan merevisi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana induk pembangunan pariwisata daerah (Ripparda). Komisi IV meminga pemkab harus wisata minat khusus berbasis edukasi. Sehingga, Perda Ripparda ini menjadi acuan pengembangan potensi wisata yang ada berbasis edukasi.

"Hasil revisi Perda tentang Ripparda ini bisa menjadi buku "suci" pariwisata. Dispar harus fokus, jangan buat hal-hal kecil yang tidak penting. Pengembangan pariwisata harus satu titik, tapi fokus dan terukur," katanya.

Istana mengatakan langkah utama dan pertama yang harus dilakukan oleh Dispar dalam waktu dekat, yakni mengembangkan Pantai Glagah. Faktanya, pendapatan retribusi pariwisata mayoritas disumbang oleh Pantai Glagah.

"Perbaiki pintu masuk ke Pantai Glagah, dan lengkapi fasilitasnya. Kalau itu sudah dilaksanakan akan menjadi prestasi. Objek wisata lain biarkan jalan sendiri, karena yang mengembangkan masyarakat atau swasta dan sudah berhasil," katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Agus Langgeng Basuki mengatakan pariwisata yang hanya mengandalkan panorama keindahan alam, kurang kompetitif.

Artinya pada saat tertentu akan terkena imbas oleh waktu dan bersaing dengan daerah lain yang mengembangkan hal yang sama.

"Pariwisata yang berkelanjutan dan ke depan bisa menjadi andalan kita, yakni pariwisata yang berbasis budaya," kata Langgeng.

Baca juga: Kulon Progo melibatkan 187 kelompok wanita tani sediakan sayuran BPNT

Menurut dia, pariwisata yang berbasis budaya ini akan menarik karena tidak lekang oleh waktu. Orang dan generasi yang mendatang akan tertarik, begitu juga wisatawan mancanegara. Mereka akan lebih tertarik wisata berbasis budaya, kalau disuruh memilih antara wisata yang berbasis murni panorama dengan wisata yang berbasis budaya.

"Kalau wisata murni mengandalkan panorama alam, semua orang bisa menciptakan, supaya wisata Kulon Progo tidak hanya kompetitif, maka harus berbasis budaya supaya memiliki nilai lebih," katanya.

Langgeng mencontohkan pengembangan wisata berbasis budaya, yakni objek wisata Gua Kiskendo dipadukan potensi budaya lokal dengan memunculkan tarian Sugriwo Subali. Demikian juga daerah lain.

"Budaya ini sangat luas, tidak hanya seni tari, tapi juga bisa lagu," katanya.