Jakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong kepolisian menyelidiki insiden yang dialami oleh siswa SMPN 1 Turi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat melakukan kegiatan susur sungai.
"KPAI menyayangkan pihak sekolah yang diduga ceroboh, karena tidak menghitung secara masak faktor risiko menyelenggarakan kegiatan susur sungai di saat musim penghujan dengan kondisi cuaca ekstrem, bahkan diduga kuat mengabaikan peringatan BMKG," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia seharusnya para guru dan pelatih melakukan survei sebelumnya dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk keamanan anak yang seharusnya menjadi hal utama yang dipertimbangkan dalam melakukan kegiatan yang melibatkan ratusan anak yang masih berusia SMP.
Untuk itu, KPAI mendorong Inspektorat dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman untuk memeriksa kepala sekolah serta jajarannya, termasuk pelatih ekstrakulikuler Pramuka yang diikuti ratusan siswa tersebut.
"KPAI mendorong kepolisian menyelidiki kasus ini, jika terbukti ada kelalaian pihak sekolah, maka proses hukum harus dilakukan," kata Retno.
Akibat kejadian tersebut, KPAI juga mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan evaluasi terhadap kebijakan Pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib yang diambil anak, bahkan mempengaruhi kenaikan kelas.
"Hal tersebut tertuang dalam Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib mulai jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK," katanya Retno Listyarti.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sebelumnya sudah memerintahkan tim dari Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah bersama tim dari Inspektorat Jenderal untuk menyelidiki kasus yang menimpa siswa SMPN 1 Turi.
Sebelumnya, sebanyak 294 siswa SMPN 1 Turi, Sleman, Yogyakarta mengalami kecelakaan saat mengikuti kegiatan susur Sungai Sempor pada Jumat (21/2). Akibat insiden itu, 9 siswa harus kehilangan nyawanya dan 23 siswa terluka.
Hingga saat ini, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman satu orang siswa masih belum ditemukan oleh tim SAR di daerah tersebut.
Berita Lainnya
Sleman minta pengelola wisata waspada cuaca ekstrem
Jumat, 15 April 2022 11:42 Wib
Forkom Deswita meminta pengelola cari alternatif pengganti susur sungai
Sabtu, 29 Februari 2020 9:00 Wib
ACT berikan bantuan untuk keluarga korban susur Sungai Sempor
Kamis, 27 Februari 2020 8:47 Wib
Polda DIY tetapkan dua tersangka baru kecelakaan susur sungai
Senin, 24 Februari 2020 21:18 Wib
Bupati Sleman hormati proses hukum terkait insiden kecelakaan sungai SMPN Turi
Minggu, 23 Februari 2020 13:00 Wib
Tersangka insiden kecelakaan susur Sungai Sempor ditahan di Polres Sleman
Minggu, 23 Februari 2020 10:14 Wib
Tim DVI Polda DIY melakukan identifikasi dua korban insiden SMPN 1 Turi
Minggu, 23 Februari 2020 9:54 Wib
BPBD sebut dua korban kecelakaan sungai SMPN 1 Turi ditemukan
Minggu, 23 Februari 2020 8:15 Wib