Kulon Progo (ANTARA) - Komisi III DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendesak pemerintah kabupaten setempat segera menyelesaikan pembangunan jalan bawah tanah atau Terowongan Kulur di Pedukuhan Pulodadi, Desa Kulur, Kecamatan Temon.
Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Nur Eny Rahayu di Kulon Progo, Minggu, meminta Pemkab Kulon Progo berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIY terkait kejelasan penyelesaian Terowongan Kulur.
Ketidakjelasan penyelesaian terowongan itu telah meminta korban jiwa. Pada Sabtu (22/2) dua pelajar tewas di lokasi itu, yakni Tegar Qurahman (16) warga Pedukuhan Menggungan, Desa Tawangsari, Kecamatan Temon, dan Rian Haryanto (15), warga Pedukuhan Kopoh, Desa Sogan, Kecamatan Wates.
Terowongan Kulur sering dijadikan tempat berenang anak-anak sekitar lokasi proyek. Hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan masyarakat, mengingat kedalaman air di terwongan itu hingga sedalam tiga meter.
Nur Eny Rahayu mengatakan tindakan jangka pendek masalah Terowongan Kulur adalah perlunya tidak lanjut pengamanan supaya tidak memakan korban.
"Kalau Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUPESDM) DIY tidak ada tindak lanjut, kami menyarankan DPUPKP Kulon Progo bisa menggunakan anggaran biaya tidak terduga (BTT)," kata Nur Eny Rahayu.
Ia juga meminta DPUPESDM DIY mengevaluasi kembali pipa yang ada di penampungan air yang digunakan untuk mengalirkan air terlalu kecil. Seharusnya menggunakan pipa berdiameter 12 inchi.
Selain itu, saluran yang digunakan untuk menampung air setelah disedot dari jalan bawah tanah seharusnya lebih tinggi. Saat ini, saluran lebih rendah di sekitar rumah pompa, sehingga air yang dipompa kembali lagi.
"Kami minta kapasitas listrik dan pompa air diperbesar, paling tidak 13.000 Watt," kata Eny.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Yuli Yantoro mengusulkan Terowongan Kulur ditutup dulu dengan bambu supaya tidak digunakan masyarakat untuk mancing atau berenang. Selama masih ada air, sangat membahayakan masyarakat.
"Untuk mengeringkan air Terowongan Kulur membutuhkan biaya yang sangat besar. Kami akan segera berkoordinasi dengan DPUPKP Kulon Progo untuk membahas persoalan ini," katanya.
Terowongan Kulur merupakan jalan bawah tanah yang dibangun untuk menghindari perlintasan sebidang dengan jalur kereta api.
Berita Lainnya
Relawan Arus Bawah Jokowi: Gugatan PDIP ke PTUN hanya omon-omon
Kamis, 4 April 2024 17:07 Wib
Taman Safari Bali tampilkan kearifan lokal teatrikal di bawah air
Sabtu, 24 Februari 2024 11:55 Wib
Gaet wisatawan, Ancol gelar barongsai-dragon bawah air
Jumat, 9 Februari 2024 5:35 Wib
Polisi usut kampanye anak berseragam sekolah, beber Bawaslu
Sabtu, 20 Januari 2024 15:52 Wib
Miris, pelajar sekap dan perkosa pacar di bawah umur
Jumat, 19 Januari 2024 14:34 Wib
Museum bawah laut dijadikan wisata unggulan gaet turis
Senin, 8 Januari 2024 6:00 Wib
Terjaga di bawah lima persen, TWP90 industri P2P Lending
Sabtu, 6 Januari 2024 9:33 Wib
BRIN sebut status gizi anak bawah 5 tahun berperan signifikan
Kamis, 30 November 2023 7:23 Wib