Kementerian Kominfo ingatkan Yogyakarta mitigasi risiko program kota pintar

id Smart city,yogyakarta,manajemen risiko

Kementerian Kominfo ingatkan Yogyakarta mitigasi risiko program kota pintar

Pendampingan program smart city di Yogyakarta dari Kementerian Kominfo (Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Kementerian Kominfo mengingatkan pentingnya penyusunan manajemen risiko untuk pelaksanaan program "smart city"  (kota pintar) di Kota Yogyakarta, khususnya yang diwujudkan dalam bentuk aplikasi Jogja Smart Service (JSS).

“Saya mendampingi empat kota/kabupaten dalam pengembangan program smart city dan rata-rata belum menyertakan mitigasi risiko. Padahal ini sangat penting dimiliki,” kata Pendamping Program Smart City Kementerian Kominfo Adi Mulyanto, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, mitigasi risiko diperlukan jika suatu saat terjadi kendala dalam pelaksanaan program "smart city"  karena berbagai sebab sehingga pengelola bisa melakukan antisipasi atau penanganan lebih cepat.

Masyarakat yang memanfaatkan program "smart city" khususnya JSS, lanjut dia, tidak dirugikan karena program yang mereka akses mengalami kendala.

“Untuk tahap awal, saya sarankan untuk melakukan mitigasi risiko terhadap menu-menu dalam Jogja Smart Service yang banyak diakses oleh masyarakat. Nanti diharapkan semua menu sudah dilengkapi dengan manajemen risiko,” katanya.

Aplikasi JSS yang diluncurkan sejak 2018 dengan 28 menu layanan kini sudah berkembang dengan 54 menu layanan. Sejumlah menu yang paling banyak diakses masyarakat adalah menu laporan mengenai kerusakan infrastruktur seperti lampu penerangan mati hingga drainase yang tersumbat atau jalan rusak.

Meskipun demikian, Adi memberikan acungan jempol kepada Pemerintah Kota Yogyakarta yang dinilai mampu mengembangkan program "smart city" dengan baik dibanding kota/kabupaten lain.

“Saya sangat setuju jika Pemerintah Kota Yogyakarta menyebut bahwa smart city tidak hanya terbatas pada digitalisasi dengan teknologi informasi tetapi menyelesaikan masalah secara cerdas dengan memaksimalkan kemampuan masyarakat,” katanya.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta Tri Hastono mengatakan, tujuan program "smart city" adalah menyederhanakan pelayanan ke masyarakat disesuaikan dengan kondisi masyarakat.

“Dari hasil survei, kepemilikan smartphone di Yogyakarta adalah 1,3 per orang dan belanja paket data internet di Yogyakarta dua kali lipat dari angka nasional. Dari kondisi ini, maka kami pun menyusun aplikasi JSS yang bisa diunduh dari smartphone untuk membantu menyederhanakan dan memudahkan layanan ke masyarakat,” katanya.

Melalui aplikasi tersebut, juga disematkan sejumlah program pemerintah yang dinilai cerdas. Salah satunya adalah Nglarisi yaitu program pemberdayaan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan dengan membentuk kelompok kuliner.

Kelompok kuliner tersebut kemudian menyediakan jamuan makan minum untuk berbagai kegiatan di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta sehingga anggaran makan dan minum yang pada tahun ini mencapai sekitar Rp50 miliar dapat terserap ke masyarakat dan pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan.

Hingga saat ini, aplikasi JSS yang bisa diunduh melalui smartphone berbasis Android tersebut telah diunduh oleh 41.367 pengguna.

“Untuk mitigasi risiko, memang dibutuhkan. Kami akan evaluasi risiko-risiko apa saja yang perlu diantisipasi, termasuk risiko bencana alam,” katanya.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024