RSUD Wates rawat empat orang dalam pemantauan setelah umrah

id COVID-19,Kulon Progo,RSUD Wates,antisipasi COVID-19,RSUD Wates antisipasi covid-19,RSUD Wates rawat lima orang,pasien pu

RSUD Wates rawat empat orang dalam pemantauan setelah umrah

Dinkes Kulon Progo mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami apa itu COVID-19, bagaimana penularanya, gejala , pencegahan dan apa yang harus dilakukan jika ada keluarga, saudara, tetangga yang pulang dari luar negeri wilayah terjangkit. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kelima orang ini semua pulang dari umrah, tiga laki-laki dan dua perempuan, satu yang laki-laki rawat jalan, ...

Kulon Progo (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, merawat empat pasien rawat inap dan seorang pasien rawat jalan yang berstatus orang dalam pemantauan usai menjalankan ibadah umrah untuk mengantisasi COVID-19.

Juru Bicara Pusat Informasi COVID-19 Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Baning Rahayu Jati di Kulon Progo, Rabu, mengatakan berdasarkan laporan terakhir dari RSUD Wates Kulon Progo, yang datang ke rumah sakit ada lima orang, empat rawat inap dan satu rawat jalan.

"Semuanya dalam kondisi membaik, empat pasien rawat inap ditempatkan di ruang isolasi dengan penanganan standar WHO. Mereka belum mengarah pasien dalam pengawasan (PDP), tapi masih orang dalam pemantauan," kata Baning.

Baca juga: Diskominfo DIY : Gencarkan konten positif tangkal hoaks COVID-19

Ia mengatakan RSUD Wates tetap menerapkan standar pelayanan pasien yang sudah ditetapkan WHO. Saat ini pasien tetap dipisahkan dengan pasien lain, kontak dengan keluarga dan pengunjung diminimalisir, supaya jika benar COVID-19 yang lain tetap bisa diselamatkan. Kelima pasien tersebut ada yang datang sendiri dan ada juga rujukan dari puskesmas. Sebab untuk pasien dengan gejala sesak nafas kini ditangani rumah sakit.

"Kelima orang ini semua pulang dari umrah, tiga laki-laki dan dua perempuan, satu yang laki-laki rawat jalan, semua lansia, dan itu yang menjadi perhatian kami karena lansia lebih rentan dengan virus karena imun atau daya tahan tubuhnya yang menurun seiring dengan bertambahnya usia," jelasnya.

Baning menjelaskan COVID-19, ada empat tahapan, pertama orang dalam pemantauan (ODP), yakni orang yang mengalami batuk pilek dan pernah mengunjungi negara yang terjangkit. Kemudian pasien dalam pengawasan (PDP), yakni orang yang masih dalam pemantauan tetapi sudah ada gejala penemonia dan bukti rontgen foto.

Tahap ketiga, pasien dalam pengawasan diambil sepesimentnya dan dikirim ke litbangkes, jika hasilnya corona, baik corona yang lain apakah itu H4N1 atau corona lainnya disebut pasien probable, pasien yang positif Covid-19 disebut pasien confirm. "Suspect masuk kategori orang dalam pengawasan (ODP)," katanya.

RSUD Wates menyiapkan ruang isolasi dengan enam tempat tidur, empat sudah terisi kendati semuanya belum masuk tahap PDP melainkan ODP. COVID-19 menyerang sistem pernafasan, orang dalam kondisi fisik tidak fit atau mengalamai gangguan fungsi memiliki risiko tinggi.

"Salah satunya lansia," katanya.

Baca juga: RSUP Sardjito Yogyakarta merawat satu pasien anak di ruang isolasi

Saat ini, lanjut Baning, Dinkes Kulon Progo mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami apa itu COVID-19, bagaimana penularanya, gejala , pencegahan dan apa yang harus dilakukan jika ada keluarga, saudara, tetangga yang pulang dari luar negeri wilayah terjangkit.

Permasalahannya yakni, kasusnya sebetulnya tidak banyak dibanding penyakit menular yang lain, namun keresahan masyarakat dengan adanya informasi gencar dari beberapa negara terjangkit membuat masyarakat panik, masyarakat kemudian melakukan tindakan yang tidak diperlukan.

"Tugas kami membenarkan informasi, suapaya tenang tetapi tetap waspada," ucapnya.