Yogyakarta (ANTARA) - Grab, aplikasi serba bisa terkemuka di Indonesia, memanfaatkan big data dalam menjalankan bisnisnya untuk memberikan lebih banyak layanan dan fitur inovatif, kata Head of MapOps Grab Indonesia Ariek Wisnu Wibisono.
"Dengan menggunakan kemampuan big data, Grab mencoba memahami perilaku masyarakat untuk dapat menghadirkan lebih banyak inovasi dan tentunya menjadi solusi bagi kebutuhan pelanggan dan 5 juta pengusaha mikro di Indonesia, mencakup mitra pengemudi, mitra merchant, dan mitra agen," katanya dalam rilis yang diterima di Yogyakarta, Senin.
Ia mengemukakan, laporan We Are Social 2020-Digital 2020 Indonesia (Januari 2020) 1 menunjukkan bahwa 75 persen pengguna internet Indonesia menggunakan aplikasi mobile yang berhubungan dengan pemetaan.
Selain itu, laporan tersebut juga menyatakan bahwa ada 21,7 juta orang yang menggunakan layanan ride-hailing. Melihat fakta tersebut, tidak heran bahwa ada puluhan terabyte data yang dihasilkan oleh aplikasi Grab setiap harinya.
Sebagai platform yang terlibat di bidang transportasi, menurut dia, Grab juga berupaya menggunakan teknologi untuk menjawab tantangan kemacetan saat ini.
"Sebagai bagian dari tim pemetaan di Grab, data punya peran penting dalam menentukan inovasi apa yang akan kami ciptakan selanjutnya. Menjawab masalah kemacetan hingga akses bagi jutaan pengusaha mikro dan pelanggan merupakan target yang selalu ingin kami capai," katanya.
Sejalan dengan komitmen GrabForGood, kata dia, Grab ingin memastikan bahwa setiap orang dapat menikmati manfaat dari ekonomi digital. Menyediakan platform yang aman, nyaman, dan terus berinovasi untuk menyesuaikan kebutuhan mereka menjadi hal yang paling penting.
Menurut dia, ada 4 pendekatan yang selalu menjadi tumpuan Grab dalam menggunakan teknologi untuk menghadirkan kebaikan, yaitu mendengarkan dan memahami kebutuhan serta perilaku masyarakat, menggunakan pendekatan hyperlocal untuk mengatasi kebutuhan serta permasalahan yang berbeda di tiap wilayah, meningkatkan efisiensi transportasi, dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mendorong perubahan positif.
Sebagai contoh, pendekatan tersebut Grab tuangkan dalam sebuah sistem mapping atau pemetaan untuk dapat memberikan kesempatan mendapatkan penghasilan yang lebih efisien bagi mitra pengemudi dan pengalaman pemesanan yang lebih mudah bagi pelanggan.
Sistem pemetaan itu meliputi Modifikasi Titik Temu demi Ketertiban, Menemukan Rute Terbaik, Alokasi Pengemudi yang Seimbang, Memberikan Saran Perjalanan Otomatis sesuai Pola Pengguna, Memudahkan dan Menertibkan Proses Penjemputan, dan Menuju Titik Jemput dengan Mudah.
"Pemetaan menjadi kunci penting bagi seluruh orang yang tergabung dalam ekosistem Grab. Grab berharap dapat menciptakan lebih banyak inovasi yang didukung oleh teknologi dan memberikan layanan yang inovatif dan membawa dampak positif bagi pengguna," kata Ariek.
Berita Lainnya
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Pertamina bakal garap proyek eksplorasi di Malaysia
Rabu, 7 Februari 2024 11:19 Wib
Film The Big 4 dan KKN di Desa Penari hadirkan genre baru
Jumat, 2 Februari 2024 2:22 Wib
Simak, teknologi yang bakal mendominasi
Kamis, 4 Januari 2024 18:34 Wib
Kepala BRIN: SPBE dukung kehadiran "big data"
Kamis, 23 November 2023 22:26 Wib
Aplikasi Simantab BPBD Sleman meraih penghargaan Bhumandala dari BIG
Selasa, 7 November 2023 12:48 Wib
"Big Bad Wolf Books" Yogyakarta membawa jutaan buku serba baru
Jumat, 1 September 2023 21:07 Wib
BIG Naughty manjakan fans Jakarta
Minggu, 27 Agustus 2023 7:05 Wib