Pemkab Bantul dorong masyarakat konsumsi minuman herbal tingkatkan imunitas

id Dinas Koperasi Bantul,minuman herbal

Pemkab Bantul dorong masyarakat konsumsi minuman herbal tingkatkan imunitas

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Bantul Agus Sulistiyana (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong masyarakat lebih banyak mengonsumsi minuman herbal produk lokal guna meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh agar terhindar dari infeksi virus, termasuk virus corona jenis baru atau COVID-19 yang kini makin meluas.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Bantul Agus Sulistiyana di Bantul, Kamis mengatakan persoalan kesehatan masyarakat selalu diperhatikan oleh pemerintah, termasuk dinas kesehatan (dinkes), terlebih di saat merebaknya COVID-19 ini, agar masyarakat tidak terkena dampaknya.

"Sebetulnya masalah kesehatan masyarakat Bantul selalu diperhatikan, baik oleh OPD-OPD, lebih-lebih dinkes, kemudian juga kesadaran masyarakat Bantul sendiri, lebih-lebih di Bantul itu banyak empon-empon (minuman ramuan tradisional), juga wedang uwuh yang sebetulnya untuk imunitas," katanya.

Dia mengatakan, banyak minuman herbal produk Bantul, seperti jamu yang ada di sentra jamu Kiringan, Desa Canden Jetis. "Insyaallah virus corona nggak berpengaruh banyak di Bantul," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong konsumsi minuman herbal dengan ramuan tradisional tersebut, termasuk mendukung pengembangan industri kecil minuman herbal di Bantul, agar produknya makin dikenal masyarakat luas.

"Tentu yang pertama memang kita harus bisa memperkenalkan produk Bantul ini kepada khalayak, lebih-lebih dunia internasional. Karena itu memang sebagai salah satu alat untuk menjadikan manusia itu kebal, sebagai imun dengan minum jamu dan sebagainya," katanya.

Dia mengatakan, setidaknya ada dua sentra produk minuman herbal di wilayah Bantul atau di wilayah Banguntapan, keberadaanya akan difasilitasi agar bisa mendapatkan bantuan alat-alat modern dari pemerintah agar produksinya bisa berkelanjutan.

"Kami mendorong kepada industri herbal di Banguntapan dengan dukungan alat-alat. Kami utamakan yang di Wirokerten, agar seperti 'wedang uwuh' (minuman tradisional dari rempah-rempah) bisa dikemas lebih baik," katanya.