Petani Kulon Progo uji coba budi daya padi dengan sistem mulsa

id Sistem mulsa,Tanam padi,Kulon Progo

Petani Kulon Progo uji coba budi daya padi dengan sistem mulsa

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha bersama petugas penyuluh pertanian Kecamatan Wates meninjau lokasi uji coba budi daya padi sistem muls di Bulak Bendungan. (ANTARA/HO-Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo)

keuntungan dari teknik budi daya padi dengan sistem mulsa adalah menghemat dalam penanaman yang biasanya dilakukan oleh delapan orang dapat dihemat menjadi empat orang, tanpa olah tanah.
Kulon Progo (ANTARA) - Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan uji coba budi daya padi dengan sistem mulsa untuk mendongkrak produksi.

Anggota Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan Ngadirin di Kulon Progo, Rabu, mengatakan teknik mulsa dilakukan dengan menutupi lahan sawah menggunakan plastik yang dilubangi untuk menanam padi.

"Teknik ini biasanya digunakan untuk tanaman hortikultura. Kemudian, kami uji coba untuk tanaman padi. Semoga hasilnya mampu meningkatkan produksi padi," kata Ngadirin.

Baca juga: Kulon Progo jamin ketersediaan beras hingga Desember 2020

Ia mengatakan uji coba dilakukan di lahan seluas 4.500 meter persegi. Jarak tanam padi 40 x 40 cm dengan legowo 4.1 dengan legowo 50 centi meter. Lahan yang ditanami padi tersebut menggunakan sisa mulsa yang digunakan dalam budi daya cabai pada musim sebelumnya.

Menurut dia, keuntungan dari teknik budi daya padi dengan sistem mulsa adalah menghemat dalam penanaman yang biasanya dilakukan oleh delapan orang dapat dihemat menjadi empat orang, tanpa olah tanah.

"Sistem mulsa juga menghemat biaya, tidak tergantung pada traktor, hemat dalam penyiangan dan waktu pemupukan dan perawatan," katanya.

Ngadirin mengatakan dari pengamatan yang dilakukan, dalam setiap rumpun bisa menghasilkan 45-55 anakan. Hal ini sangat menguntungkan dalam rangka menggenjot produktivitas padi, karena rata-rata padi yang dihasilkan di lokasi tersebut maksimal 35 anakan per rumpun.

Teknik mulsa tersebut menggunakan sistem tanam dengan menanam satu batang per rumpun. Berbeda dengan teknik tanam padi yang biasa dilakukan oleh petani di wilayah Bendungan yang umumnya menanam 2-3 batang per tanam.

"Kami optimistis budi daya tanaman padi sistem mulsa dapat meningkatkan produksi padi," katanya.

Baca juga: Kulon Progo hentikan lelang proyek Jalan Mlangseng-Pripih

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengapresiasi inovasi budi daya tanaman padi sistem mulsa oleh Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan. Ia berharap kelompok tani lain juga berlomba-lomba berinovasi untuk meningkatkan produksi padi, dan tanaman pangan lain.

"Kami sangat mengapresiasi inovasi Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan. Inovasi ini sangat bagus untuk memotivasi kelompok tani yang lain. Kami siap memberikan pendampingan," katanya.