Penembakan massal di Kanada tewaskan sedikitnya 13 orang

id Nova Scotia,penembakan massal,Kanada

Penembakan massal di Kanada tewaskan sedikitnya 13 orang

Ilustrasi: Sejumlah polisi terlihat berjaga di lokasi penembakan massal di Toronto, Kanada, Minggu (22/7/2018). ANTARA/REUTERS/Chris Helgren/TM

Peristiwa itu menjadi aksi pembunuhan massal tersadis dalam lebih dari 30 tahun
Portapique (ANTARA) - Pria bersenjata di Provinsi Nova Scotia, Kanada, menewaskan sedikitnya 13 orang, termasuk perempuan polisi, selama amukan 12 jam, menurut otoritas pada Minggu (19/4).

Peristiwa itu menjadi aksi pembunuhan massal tersadis dalam lebih dari 30 tahun di negara tersebut.

Royal Canadian Mounted Police (RCMP) mengungkapkan pelaku, Gabriel Wortman, yang berprofesi sebagai dokter gigi, tampaknya muncul dengan menggunakan segaram polisi. Pria berusia 51 tahun itu juga berupaya untuk menyamarkan mobilnya agar mirip dengan mobil polisi.

Baca juga: Jubir: empat PDP COVID-19 di DIY meninggal dunia

Wortman menembaki orang-orang di sejumlah lokasi di Provinsi Atlantik, kata polisi saat konferensi pers  serta menyebutkan jumlah korban tewas lebih dari 10 orang. Kepala RCMP nasional, Brenda Lucki, lantas mengatakan kepada Canadian Broadcasting Corp bahwa Wortman telah membunuh sedikitnya 13 orang.

Polisi menambahkan pihaknya mampu menghentikan ancaman Wortman, yang tewas, namun tidak akan mengonfirmasi laporan jaringan CTV bahwa RCMP berhasil menembaknya.

Salah satu pejabat RCMP yakni veteran Heidi Stevenson, turut menjadi korban dalam insiden tersebut.

Menurut polisi, tidak ada kaitan antara Wortman dengan para korbannya dan pihaknya belum tahu apa yang menjadi motivasi si pelaku.

"Hari ini menjadi hari yang menyedihkan bagi Nova Scotia, dan kejadian ini akan terus teringat di tahun-tahun mendatang," kata Lee Bergerman, komandan RCMP di Nova Scotia.

Baca juga: Okupansi penumpang kereta jarak jauh Daop 6 Yogyakarta tinggal 10 persen

Penembakan ini menjadi yang tersadis di Kanada sejak pria bersenjata membunuh 15 perempuan di Montreal pada Desember 1989. Penembakan masal jarang sekali terjadi di Kanada, yang hukum tentang persenjataannya lebih ketat dibandingkan Amerika Serikat.

Nova Scotia, seperti wilayah Kanada lainnya, diperintahkan menerapkan kebijakan tetap berada di rumah akibat pandemi virus corona.

Polisi mendapati pembunuhan tersebut pada Sabtu (18/4) malam setelah adanya laporan penembakan di sebuah rumah di kota pesisir Portapique, sekitar 130 km utara ibu kota provinsi, Halifax.

"Begitu polisi tiba di TKP, anggota melacak sejumlah korban di dalam dan di luar rumah tersebut," kata Chris Leather, petugas operasi kriminal RCMP Nova Scotia.

Beberapa bangunan di kota itu terbakar dan polisi terlibat baku tembak dengan Wortman. Penyelidikan kemudian menemukan bahwa pelaku juga membunuh orang di sejumlah lokasi lainnya.

Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di DIY bertambah menjadi 27 orang

Pada Sabtu malam, Wortman "tampaknya menggunakan, jika tidak semua, sebagian seragam polisi," kata Leather. Namun, ia tidak menjelaskan apakah pelaku menyamar sebagai polisi ketika mengeksekusi aksi sadisnya tersebut.

"Faktanya bahwa seseorang ini memiliki seragam dan mobil polisi, yang menunjukkan bahwa jelas ini bukan aksi tak disengaja," kata Leather.

Sumber: Reuters

 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024