Kulon Progo (ANTARA) - Sejumlah puskesmas di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluh kesulitan memperoleh alat pelindung diri, sehingga harus memanfaatkan jas hujan plastik saat melayani pasien yang berobat.
Kepala Puskesmas Galur II Niken Sudarningtyas di Kulon Progo, Senin, mengatakan Puskesmas Galur II sangat membutuhkan alat pelindung diri (APD), seperti masker operasi dan masker N95 untuk ruang operasi, dan baju hazmat untuk pelindung bagi petugas medis dari paparan COVID-19 saat memberikan pelayanan kepada pasien.
"Kami sudah sampaikan kepada Dinas Kesehatan Kulon Progo, bahwa Puskesmas Galur II sangat membutuhkan APD, khususnya masker operasi. Saat ini, ketersediaan APD di puskesmas hanya bisa mencukupi hingga delapan hari ke depan," kata Niken.
Ia menyebut Puskesmas Galur II memiliki anggaran, hanya saja saat ini, kesulitan untuk membeli karena stok APD di pasaran sangat terbatas dan pihak-pihak yang akan membeli sangat banyak dan antre. Pihaknya sudah melaporkan ke Dinkes Kulon Progo supaya diupayakan ketersediaan APD bagi puskesmas mendapatkan prioritas.
"Kami sangat membutuhkan APD untuk melindungi petugas medis dari paparan COVID-19," kata Niken.
Hal yang sama dikatakan Kasubag Tata Usaha Puskesmas Girimulyo II Rina Ernawati, bahwa ketersediaan APD di Puskesmas Girimulyo II juga sangat terbatas. Saat ini, baju hazmat untuk penanganan pasien positif COVID-19 yang dimiliki Puskesmas Girimulyo II hanya satu pasang. Kemudian, petugas medis lainnya, hanya menggunakan APD seadanya, seperti jas hujan pastik.
"Kami sudah berkomunikasi dengan Dinkes Kulon Progo, hanya saja berdasarkan informasi bahwa Dinas Kesehatan juga kesulitan mendapatkan APD karena harus antre," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami mengakui stok APD untuk petugas medis di setiap puskesmas memang sangat terbatas. Saat ini, ketersediaan APD di pasaran sangat terbatas.
Untuk kecukupan APD di puskesmas, Dinas Kesehatan sudah berupaya memesan ke distributor. Namun karena ketersediaan APD di pasaran juga terbatas, maka barang datang secara bertahap.
"Kondisi sekarang, APD hanya cukup untuk beberapa hari ke depan atau satu minggu ke depan. Meski kondisi demikian, tidak masalah. Kami tetap melakukan monitor 21 puskesmas untuk ketersediaan APD. Selain pengadaan, kami juga dapat sumbangan dari donatur. Bantuan ini kami tata, sehingga fasilitas kesehatan (faskes) tidak adanya menumpuk," katanya.
Ia mengakui hari ini, RSUD Wates juga menghubungi Dinas Kesehatan untuk meminjam masker N95. Kondisi seperti ini memang harus dimaklumi. Puskesmas juga sudah diberi informasi dan disosialisasikan.
"Kami mengatur ketersediaan APD di puskesmas, dan rumah sakit. Sehingga, tidak ada puskesmas atau rumah sakit yang memiliki ketersediaan APD untuk jangka waktu lama," katanya.
Berita Lainnya
Saat ziarah, jamaah harus bawa alat pelindung diri
Senin, 29 Mei 2023 5:17 Wib
Rusia bangun "kubah pelindung"
Senin, 19 Desember 2022 0:23 Wib
Basarnas kumpulkan sebanyak 308 kantong jenazah dan pelindung CVR
Senin, 18 Januari 2021 11:48 Wib
Seoul punya halte pelindung dari hujan dan COVID-19
Sabtu, 15 Agustus 2020 8:17 Wib
Jubir Pemerintah : menggunakan masker lebih penting dari pelindung wajah
Sabtu, 11 Juli 2020 18:52 Wib
Mendag terbitkan aturan ekspor masker dan APD
Selasa, 16 Juni 2020 20:11 Wib
Warga Uganda sulap limbah plastik menjadi pelindung wajah
Kamis, 11 Juni 2020 19:44 Wib
KPU Gunung Kidul masih menghitung anggaran pengadaan APD
Rabu, 10 Juni 2020 11:03 Wib