Hasil tes cepat personel TRC BPBD Sleman dan petugas pemakaman semua negatif

id Rapid test relawan,Rapid test TRC,Rapid test petugas pemakaman,BPBD Sleman,COVID-19,Kabupaten Sleman

Hasil tes cepat personel TRC BPBD Sleman dan petugas pemakaman semua negatif

Salah satu anggota TRC BPBD Kabupaten Sleman sedang dilakukan pengambilan darah untuk tes cepat COVID-19. ANTARA/Victorianus Sat Pranyoto

Sleman (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan tes cepat terhadap Tim Reaksi Cepat (TRC) petugas dekotaminasi (penyemprotan) dan petugas pemakaman jenazah dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Rabu, dengan hasil semuanya negatif COVID-19.

"Dari total 61 petugas yang dilakukan 'rapid test' (tes cepat), semuanya menunjukkan hasil nonreaktif atau negatif COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo di Sleman, Rabu.

Dia mengatakan hasil tersebut sangat melegakan semua pihak, sedangkan petugas dapat melaksanakan tugasnya kembali dengan penuh semangat.

"Semoga dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam penanganan COVID-19, semua tetap aman dalam menjalankan tugas," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto mengatakan tes cepat tersebut untuk meyakinkan bahwa tidak ada reaktif COVID-19 bagi petugas yang berada di garda depan.

"Ada 61 orang yang dites dari total petugas sekitar 70 orang dan sepuluh hari ke depan akan dilakukan tes ulang yang kedua kalinya," katanya.

Ia mengatakan hal itu dilakukan karena mereka bertugas di garda depan, yang selalu terjun ke lapangan, sehingga betul-betul dipastikan tidak ada yang terpapar COVID-19.

"Selain itu agar dalam bertugas tidak membahayakan masyarakat dan keluarganya," katanya.

Joko mengatakan para petugas setiap hari melakukan penyemprotan dan pemakaman jenazah masyarakat umum yang meninggal bukan karena positif COVID-19.

Namun, katanya, karena ada ketakutan dari masyarakat untuk memakamkan jenazah, hal itu kemudian diambil alih oleh petugas dengan standar pemakaman COVID-19.

"Namun petugas ini juga siap bila sewaktu-waktu ditugaskan untuk memakamkan jenazah COVID-19 karena sudah dilakukan pelatihan," katanya.

Ia mengatakan sebenarnya protap pemakaman dan penanganan jenazah korban COVID-19 dari rumah sakit sudah aman dari virus sehingga tidak mungkin para petugas terkontaminasi karena petugas juga menggunakan APD secara lengkap.

"Hal ini tidak perlu ditakutkan oleh masyarakat dan tidak perlu ada penolakan jenazah korban positif COVID-19 maupun meninggal yang bukan COVID-19," katanya.

Salah satu petugas pemakaman, Sigit, mengaku awalnya maksanakan tugas dengan merasa takut dan was-was karena mempunyai keluarga.

Namun, dari keluarga dan para tetangga juga mendukung dalam tugas itu sehingga memantapkan dirinya dalam melaksanakan tugas.

"Saat ini saya juga membatasi dalam pergaulan di lingkungan sehingga lingkungan juga tidak merasa khawatir dapat tertular. Walaupun dalam bertugas sudah dilengkapi APD lengkap, namun untuk kehati-hatian saja," katanya.

Pada awal memakai APD, dirinya merasa cukup gerah tetapi karena tugas mewajibkan memakai APD, lama kelamaan bisa terbiasa dan bisa tahan sehingga tidak mengganggu dalam melaksanakan tugas di lapangan.
 
Pewarta :
Editor: Eka Arifa
COPYRIGHT © ANTARA 2024