Jagung ungu inovasi Balitbangtan dinilai mampu tingkatkan daya tahan tubuh

id jagung,jagung ungu,balitbangtan,kementerian pertanian

Jagung ungu inovasi Balitbangtan dinilai mampu tingkatkan daya tahan tubuh

Varietas jagung Srikandi Ungu hasil inovasi Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian (Antara/Balitbangtan Kementerian Pertanian)

jagung ungu kaya akan antosianin, salah satu antioksidan kuat yang berguna dalam membantu melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Jakarta (ANTARA) - Varietas jagung ungu Srikandi Ungu inovasi Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai mampu meningkatkan daya tahan tubuh serta menangkal radikal bebas dalam tubuh.

Kepala Balitsereal Muhammad Azrai mengatakan jagung ungu kaya akan antosianin, salah satu antioksidan kuat yang berguna dalam membantu melindungi tubuh dari serangan penyakit.

"Banyak manfaat yang terkandung di dalam jagung ungu untuk kesehatan manusia, salah satu fungsinya adalah menghambat proses aterogenesis dengan mengoksidasi lemak jahat dalam tubuh," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Ini ciri telur yang sehat dikonsumsi

Srikandi Ungu 1 mengandung antosianin lebih dari 51,92 µg/g dengan kandungan amilosa yang rendah yaitu 6,66 – 9,37 persen, sehingga memiliki tekstur pulen.

Varietas yang dirilis pada 2018 lalu itu memiliki rerata umur selama 87 Hari Setelah Tanam (HST), dengan potensi hasil mencapai 8,5 ton/hektare.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) Kementan Haris Syahbuddin menambahkan selain bernutrisi tinggi, jagung ungu juga memiliki fungsionalitas yang tinggi, yang mampu diolah menjadi berbagai jenis panganan.

Selain diolah untuk berbagai macam es krim dan kue, lanjutnya, bentuk pipilan keringnya dapat diolah menjadi tepung untuk pembuatan kue seperti brownies yang memiliki tekstur kenyal dengan warna, rasa, dan aroma yang menarik untuk dicicipi.

Sementara itu Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menyatakan dengan mewabahnya COVID-19 di Tanah Air, kesadaran masyarakat untuk menjalani hidup sehat dan mengkonsumsi makanan meningkat, sehingga tuntutan terhadap bahan pangan juga kian bergeser kepada makanan yang memiliki nilai tambah bagi kesehatan.

Baca juga: Tips menyimpan daging, buah dan sayur tahan lama kala pandemi

"Saat ini dalam memilih bahan pangan, masyarakat tidak hanya bertumpu pada kandungan gizi dan kelezatannya, tetapi juga manfaat dari bahan pangan harus dapat diandalkan sebagai pemelihara kesehatan dan kebugaran tubuh," katanya.