Gerakan Gelar Gulung ajak saling bantu atasi dampak ekonomi COVID-19 di Yogya

id Gelar Gulung,dampak pandemi COVID-19,Karangwaru, Tegalrejo

Gerakan Gelar Gulung ajak saling bantu atasi dampak ekonomi COVID-19 di Yogya

Peluncuran program Gelar Gulung atau gerakan untuk saling menolong bagi warga terdampak Pandemi COVID-19 di Kelurahan Karangwaru Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta. (ANTARA/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 memberikan berbagai dampak bagi masyarakat, termasuk warga RT 55 Kelurahan Karangwaru Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta yang kemudian membuat inovasi melalui sebuah gerakan sosial untuk saling membantu sesama yang diberi nama Gelar Gulung atau Gerakan Lumantar Guyub Lung Tinulung.

“Banyak tetangga yang terdampak pandemi ini. Misalnya, harus kehilangan pekerjaan sehingga tidak memiliki pendapatan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” kata Sekretaris Gelar Gulung Gatot Suprihadi saat melakukan audiensi dengan Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, warga kemudian berinisiatif membentuk tim yang merumuskan upaya untuk menolong warga yang terdampak dengan konsep kegiatan yang berkelanjutan melalui program yang mengarah pada kemandirian ekonomi karena pandemi COVID-19 diperkirakan berlangsung cukup lama.

Dari tim tersebut muncul gagasan untuk melakukan gerakan sosial untuk menolong warga. Gerakan tersebut kemudian diberi nama Gelar Gunung.

Sejumlah program yang disiapkan diantaranya, pembentukan pusat krisis, pemberian paket sembako, membuka minimarket, program menanam dan perikanan, hingga membuka kafetaria.

Dari pusat krisis yang dibentuk, diketahui terdapat 21 jiwa warga RT 55 yang terdampak yang kemudian memperoleh bantuan bahan kebutuhan pokok.

Warga kemudian membuka donasi dan Gatot mengaku tidak menyangka jika donasi yang dikumpulkan bisa mencapai angka yang cukup besar yaitu Rp85 juta. Bahkan, ada warga yang kemudian meminjamkan rumahnya untuk digunakan sebagai toko atau minimarket yang menjadi bagian dari gerakan tersebut.

“Kami kemudian mewadahi gerakan ini dalam bentuk koperasi untuk sistem pengelolaannya,” katanya.

Barang-barang yang dijual di minimarket berasal dari produsen sehingga harga jual di toko tersebut tergolong lebih murah dibanding toko lainnya.

“Warga juga tetap bisa menyalurkan donasinya untuk mendukung gerakan ini,” kata Gatot yang mempersilahkan wilayah lain untuk menerapkan gerakan serupa dalam menolong warga terdampak pandemi COVID-19.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi memberikan apresiasi terhadap gerakan tersebut dan berharap bisa dikembangkan di daerah lain.

“Banyak bantuan yang sifatnya sementara saja. Namun, jika ada gerakan bersama yang dilakukan secara berkesinambungan seperti ini maka akan menjadi lebih baik,” katanya.

Sedangkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta Edy Muhammad menyatakan gerakan tersebut merupakan gerakan yang murni berasal dari warga dan bukan sekadar keberpihakan terhadap warga terdampak tetapi sudah masuk dalam upaya pemulihan dampak sosial dan ekonomi.*

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024