"Lockdown" dilonggarkan, kasus corona kembali meningkat di Jerman

id Jerman,Corona,COVID-19,lockdown

"Lockdown" dilonggarkan,  kasus corona kembali meningkat di Jerman

Warga menonton kembang api bagian dari perayaan Victory Day, untuk memperingati kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II di Moskow, Rusia, Sabtu (9/5/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Evgenia Novozhenina/foc.

virus corona baru dapat mulai menyebar lagi dengan cepat setelah melihat kerumunan besar pada Sabtu di kota kelahirannya di Cologne.
Berlin (ANTARA) - Kasus baru infeksi virus corona kembali meningkat di Jerman hanya beberapa hari setelah para pemimpinnya melonggarkan pembatasan sosial yang meningkatkan kekhawatiran bahwa pandemi bisa kembali lepas kendali.

Institut Robert Koch untuk pengendalian penyakit mengatakan dalam buletin hariannya bahwa jumlah orang yang terinfeksi dari setiap orang yang sakit - yang dikenal sebagai tingkat reproduksi, atau R - telah meningkat menjadi 1,1. Ketika angka itu naik di atas 1 maka itu berarti jumlah infeksi meningkat.

Kanselir Angela Merkel, yang tunduk pada tekanan dari para pemimpin 16 negara federal Jerman untuk memulai kembali kehidupan sosial dan memulihkan kembali perekonomian, mengumumkan sejumlah langkah pelonggaran pada Rabu yang mencakup lebih banyak pembukaan toko dan sekolah secara bertahap.

Baca juga: Jubir Pemerintah : Masih belum ada konsistensi penurunan infeksi COVID-19

Pada saat yang sama, ia meluncurkan aturan darurat untuk memungkinkan diberlakukannya kembali pembatasan pergerakan jika infeksi meningkat lagi.

Karl Lauterbach, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat Sosial dan seorang profesor epidemiologi, memperingatkan bahwa virus corona baru dapat mulai menyebar lagi dengan cepat setelah melihat kerumunan besar pada Sabtu di kota kelahirannya di Cologne.

"Diperkirakan tingkat R akan melampaui 1 dan kami akan kembali ke peningkatan eksponensial," kata Lauterbach dalam cuitan. "Langkah-langkah melonggarkan pembatasan itu dipersiapkan dengan terlalu buruk."

Robert Koch Institute mengatakan pada Minggu bahwa jumlah kasus baru virus corona yang dikonfirmasi telah meningkat 666 menjadi total 169.218, sementara jumlah kematian harian meningkat 26 menjadi total 7.395.

Baca juga: Kota Yogyakarta siapkan 700 alat tes cepat periksa pengunjung Indogrosir

Pemantau Seksama

"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah jumlah infeksi baru akan terus berkurang dalam beberapa minggu terakhir atau meningkat lagi," kata lembaga itu dalam buletin harian terpisah yang dikeluarkan pada Sabtu malam.

Ia memperingatkan bahwa angka R tergantung pada ketidakpastian statistik, dan menambahkan: "Peningkatan jumlah reproduksi R mengharuskan pemantauan situasi dengan seksama."

Jerman memiliki beban kasus COVID-19 terbesar keenam di Eropa tetapi telah berhasil mengendalikan jumlah kematian akibat penyakit pernapasan yang sangat menular itu berkat pengujian yang meluas dan dini serta sistem perawatan kesehatan yang dijalankan dan didanai dengan baik.

Fase terakhir dari manajemen pandemi ini, menurut kritikus, telah menempatkan terlalu banyak beban bagi otoritas lokal untuk mendeteksi dan merespons wabah baru. Ambang batas yang ditetapkan pada 50 kasus per 100.000 orang untuk menerapkan kembali aturan jarak sosial juga dilihat oleh beberapa ahli epidemiologi sebagai terlalu tinggi.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta bantu pemasaran puluhan kelompok Nglarisi di masa pandemi

Batasan itu telah terlampaui di dua distrik di negara bagian Rhine-Westphalia Utara dan Schleswig Holstein, tempat kasus COVID-19 menyebar di antara para pekerja di pabrik pengolahan daging.

Pabrik di Rhine-Westphalia Utara ditutup pada Jumat setelah lebih dari 150 dari 1.200 pekerjanya dinyatakan positif terinfeksi corona. Banyak dari mereka adalah migran dari Eropa Timur yang dipekerjakan oleh subkontraktor dan ditempatkan di tempat bersama yang berpotensi menjadi sarang infeksi.


Sumber: Reuters


 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024