Pemkot Yogyakarta menggelar operasi pasar beras 5,55 ton di tiga kelurahan

id Operasi pasar, beras

Pemkot Yogyakarta menggelar operasi pasar beras 5,55 ton di tiga kelurahan

Kegiatan operasi pasar beras di Kelurahan Suryatmajan Kota Yogyakarta. ANTARA/Eka AR.

Yogyakarta (ANTARA) - Setelah dua kali menggelar operasi pasar gula pasir, Pemerintah Kota Yogyakarta kembali melakukan operasi pasar namun dengan komoditas yang berbeda yaitu beras sebanyak 5,55 ton bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY dan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras yang ditujukan ke tiga kelurahan di kota tersebut.

“Operasi pasar beras dilakukan karena ada permintaan dari tiga kelurahan. Makanya, kami pun bekerja sama dengan berbagai pihak untuk bisa menggelar operasi pasar dengan sistem subsidi,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Senin.

Pemerintah memberikan subsidi Rp1.000 per kilogram beras, sehingga masyarakat cukup membayar Rp9.000 per kilogram untuk membeli beras medium C4. Beras yang dijual dalam operasi pasar tersebut sudah dikemas dalam kemasan 5kg.

Tiga kelurahan yang mengajukan permohonan operasi pasar beras adalah Kelurahan Suryatmajan sebanyak 2,55 ton; Kelurahan Pandeyan 1 ton dan Kelurahan Pringgokusuman sebanyak 2 ton.

“Kami terus membuka kesempatan bagi wilayah untuk mengajukan operasi pasar beras. Masyarakat silahkan mengajukan secara berjenjang ke kelurahan atau ke kecamatan,” katanya.

Sementara itu, Lurah Suryatmajan Dodo Limono mengatakan, pada awalnya hanya mengajukan kebutuhan satu ton beras, namun masyarakat cukup antusias sehingga menambah kebutuhan beras menjadi 2,55 ton.

“Nantinya, beras akan dibagi ke tiap RT,43 RT, untuk didistribusikan ke masyarakat. Warga pun sudah membayar, jadi berasnya tinggal diambil saja,” katanya.

Dalam operasi pasar tersebut, Dodo mengatakan tidak membatasi jumlah maksimal pembelian beras dari masyarakat, namun menekankan bahwa beras tersebut hanya digunakan untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga.

“Tidak ada batasan maksimal pembelian. Tetapi kami menegaskan bahwa beras tersebut untuk kebutuhan rumah tangga. Tidak boleh ditimbun untuk mengambil untung,” katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyebut, kegiatan operasi pasar beras dilakukan pada momentum yang tepat karena banyak warga yang sudah menerima bantuan langsung tunai (BLT) sebagai jaring pengaman sosial di saat pandemi COVID-19.

“Bantuan langung tunai yang diterima bisa dibelanjakan melalui operasi pasar ini. Apalagi, harga berasnya pun lebih murah. Sudah seharusnya BLT digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga,” katanya.

Kegiatan operasi pasar beras tersebut, lanjut Heroe, juga menunjukkan bahwa stok pangan yang ada di Kota Yogyakarta sangat mencukupi.

“Harapannya, akan ada banyak kegiatan operasi pasar bahan kebutuhan pokok. Pekan ini, juga ada operasi pasar untuk paket sembako,” katanya.
 

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024