Yogyakarta (ANTARA) - Jumlah sapi yang dipotong di Rumah Pemotongan Hewan Giwangan Yogyakarta berkurang cukup signifikan selama pandemi COVID-19 yaitu hingga 75 persen dibanding sebelum merebaknya wabah virus Corona di DIY.
“Pengurangan jumlah sapi yang dipotong terjadi sejak Maret dan terus berkurang hingga jumlah yang dipotong tersisa dua ekor per hari dari sebelumnya lima ekor bahkan sampai tujuh atau delapan ekor per hari,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Kamis.
Dengan dua ekor sapi yang dipotong per hari, maka RPH Giwangan hanya menyuplai kebutuhan daging di pasar Kota Yogyakarta sekitar 500 kilogram per hari. Sebelumnya, suplai daging sapi dari RPH Giwangan bisa mencapai sekitar dua ton per hari.
Menurut dia, pengurangan jumlah sapi yang dipotong tersebut dipengaruhi oleh berkurangnya permintaan konsumen.
“Membeli daging sapi mungkin bukan menjadi prioritas utama warga saat pandemi seperti sekarang ini, terlebih banyak warga yang terdampak di bidang ekonomi sehingga lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok lainnya terlebih dulu,” katanya.
Meskipun mengalami pengurangan yang drastis sejak pandemi, namun Sugeng mengatakan, permintaan daging diperkirakan mengalami kenaikan menjelang Idul Fitri.
“Masyarakat membutuhkan daging sapi untuk melengkapi perayaan Idul Fitri. Saat ini, permintaan mulai meningkat. Jumlah sapi yang dipotong di RPH Giwangan juga berangsur bertambah,” katanya.
Pertambahan jumlah sapi yang dipotong diperkirakan terjadi pada H-5 Lebaran dengan lima hingga tujuh ekor sapi yang dipotong per hari, dan terus meningkat menjadi tujuh hingga delapan ekor per hari mulai H-3 Lebaran.
“Setidaknya, beberapa hari menjelang Lebaran, jumlah sapi yang dipotong kembali normal seperti sebelum pandemi meskipun belum seperti permintaan pada Lebaran tahun lalu,” katanya.
Sugeng memastikan, seluruh sapi yang dipotong di RPH Giwangan sudah memenuhi syarat kesehatan begitu pula dengan daging yang dihasilkan juga dipastikan memenuhi syarat kesehatan.
