Pemkab Gunung Kidul: Wisma Wanagama Playen sebagai tempat isolasi COVID-19

id COVID-19,Gunung Kidul,Isolasi,Wisna Wanagama Playen

Pemkab Gunung Kidul: Wisma Wanagama Playen sebagai tempat isolasi COVID-19

Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi. (ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menyulap Wisma Hutan Penelitian Wanagama, Desa Banaran, Kecamatan Playen, sebagai tempat isolasi seiring tingginya warga reaktif COVID-19 dari hasil rapid test dari Senin (12/5) hingga Sabtu (16/5) yakni 150 warga.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Gunung Kidul Immawan Wahyudi di Gunung Kidul, Senin, mengatakan hutan yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sejak 1964 ini memiliki wisma yang terdiri dari beberapa kamar atau paviliun, salah satunya komplek wisma wanagama milik Fakultas Kehutanan UGM.

"Wisma ini bisa menampung kapasitas maksimal 90 orang. Wisma ini juga sangat cocok, selain menghindari konflik horisontal di masyarakat, juga mudah dalam pengawasan petugas medis," kata Immawan.

Ia mengaku dirinya sudah mendapat izin dari pihak UGM untuk memanfaatkan Wisma Wanagama Playen untuk menampung warga yang reaktif COVID-19 dalam rapid test, dan tempatnya juga representatif.

Nantinya wisma itu akan dihuni bagi tenaga medis dan warga yang setelah pemeriksaan rapid test dinyatakan reaktif.

"Penggunaan wisma ini telah mendapatkan persetujuan dari UGM. Alasan pemilihan wisma yang terletak di tengah hutan ini, suasana tenang, ada fasilitas olahraga, dan berjemur," katanya.

Saat melakukan pemantauan keadaan wisma, Immawan tampak mengagumi bangunan wisma yang asri dan sejuk. Ia menyempatkan diri masuk ke kamar mandi di salah satu paviliun, di halaman terdapat tumbuhan bunga.

Di dalam paviliun cukup lengkap karena ada kamar mandi, dan tempat cuci yang bisa digunakan untuk cuci tangan. Bahkan ada pendingin ruangan. Jarak antar tempat tidur pun cukup jauh. Nantinya setiap kamar akan dilengkapi fasilitas oleh Pemkab Gunung Kidul, dan tenaga medis yang dipersiapkan. Adapun fasilitas seperti cuci pakaian, limbah medis sudah dipersiapkan, hingga permakanan.

Selain itu, dari pengamatan di lokasi memang tidak ada suara kendaraan, hanya suara burung dan binatang lainnya. Untuk masuk ke wisma hanya ada dua akses yang mudah dari Desa Banaran, dan dari museum kayu itu pun jarang orang yang melintas. Hanya penduduk sekitar yang mencari rumput atau ke ladang.

"Suasana tenang seperti ini diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh. Wisma ini jauh dari pemukiman, di tengah hutan, dan yang terpenting masyarakat di sini pun menerima," ucap Immawan.

Immawan yang juga Wakil Bupati Gunung Kidul ini mengatakan pemkab juga sedang mengupayakan tempat isolasi lainnya, yakni pusat latihan tempur di Kecamatan Paliyan. Namun demikian, dari pihak TNI untuk satu bulan ke depan akan digunakan untuk kegiatan.

"Kemungkinan setelah kegiatan komunikasi penggunaan di Paliyan akan dilanjutkan setelah kegiatan TNI selesai. Di sana bisa menampung 45-50 orang. Semoga bisa dimanfaatkan untuk tempat isolasi," katanya.