Bantul tetap waspada bencana meski tidak selenggarakan refleksi 14 tahun gempa

id Sekda Bantul Helmi

Bantul tetap waspada bencana meski tidak selenggarakan refleksi 14 tahun gempa

Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul Helmi Jamharis. (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta meminta masyarakat tetap mewaspadai bencana yang berpotensi terjadi meski pada 2020 tidak mengadakan refleksi 14 tahun gempa bumi 27 Mei 2006, karena pandemi COVID-19.

"Apapun bencana yang terjadi di sekitar kita, menjadi bagian dari hal yang sudah digariskan Tuhan, sehingga kewajiban kita (masyarakat, red.) untuk waspada," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul Helmi Jamharis di Bantul, Rabu.

Ia menjelaskan wilayah Kabupaten Bantul memang merupakan kawasan rawan bencana alam, tidak hanya gempa bumi, namun juga tsunami, tanah longsor, banjir, kekeringan, hingga angin kencang.

Oleh karena itu, di tengah pandemi virus corona jenis baru yang belum berakhir, pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat, termasuk jajaran pemerintah daerah, agar tidak melupakan gempa bumi pada 27 Mei 2006 yang dampaknya dahsyat di daerah itu.

"Kita harus sadar, (bencana, red.) kejadian luar biasa di luar perkiraan kita, harus diterima (semua masyarakat, red.) dan dihadapi dengan penuh kesabaran," kata dia.

Manajer Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Aka Luk Luk mengatakan meski pada 2020 tidak mengadakan acara refleksi, kegiatan rutin dalam mengenang gempa tetap dilakukan.

"Tidak (mengadakan refleksi, red.), karena kondisi tidak memungkinkan. Tapi yang rutin ada, ziarah korban tanpa identitas oleh teman-teman PMI (Palang Merah Indonesia)," katanya.