Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberdayakan para pelaku usaha kecil menengah dan industri kecil menengah yang terdampak pandemi COVID-19 untuk memproduksi masker kain dan coverall atau alat pelindung diri.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian Bantul Agus Sulistiyana di Bantul, Jumat, mengatakan pandemi COVID-19 sangat berdampak pada hampir semua sektor, termasuk UMKM, koperasi dan industri, sehingga semua kegiatan usaha UKM maupun IKM terjadi penurunan omzet.
Dia mengatakan, pandemi virus corona juga berdampak pada kelangkaan bahan baku, pembatalan pesanan hingga penghentian produksi hingga penurunan daya beli masyarakat, sehingga kondisi ini membuat UKM dan IKM mengalami kerugian, kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan.
"Untuk mengatasi hal ini Pemerintah Daerah Bantul melalui Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian telah melaksanakan program pemberdayaan padat karya deversifikasi usaha pembuatan masker dan 'coverall'," katanya.
Menurut dia, dasar pertimbangan pelaksanaan ini adalah hadirnya pemda di tengah IKM, UKM dan koperasi serta kebutuhan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Bantul akan masker dan coverall bagi masyarakat Kabupaten Bantul serta petugas medis yang membutuhkan.
"Kegiatan ini melibatkan sebanyak 160 UKM dan IKM untuk menjahit masker dan coverall. Bahan baku pembuatan masker adalah 1.550 lembar batik yang dibeli dari 30 perajin batik di Kabupaten Bantul," katanya.
Dia menjelaskan, dalam pengawasan produksi masker dan coverall tersebut dilakukan oleh empat orang supervisor yang berasal dari IKM batik dan IKM jahit di Bantul.
Menurut dia, program pembuatan masker dan APD untuk membantu pengendalian penularan virus corona di Bantul tersebut telah dihasilkan sekitar 75 ribu masker dan 1.000 coverall untuk didistribusikan ke masyarakat dan medis yang membutuhkan.
"Pendistribusian bahan baku dan pengambilan hasil menggunakan jasa dari koperasi angkutan yang ada di Bantul, sehingga kegiatan ini diharapkan terjadi multiplier effect bagi IKM rajin batik, UKM penjahit dan koperasi angkutan," katanya.
Berita Lainnya
Sleman menggelar Penghargaan Nata Sembada bagi UMKM
Rabu, 17 April 2024 15:02 Wib
Pemda harus mampu gali potensi pariwisata gaet wisatawan
Senin, 1 April 2024 7:48 Wib
Unej melestarikan kesenian tradisional musik patrol agar tak punah
Minggu, 31 Maret 2024 14:20 Wib
Serat rami potensial untuk industri tekstil di Indonesia
Sabtu, 30 Maret 2024 20:05 Wib
Koperasi produsen kopi Indonesia didorong masuk PMO Kopi Nusantara
Sabtu, 30 Maret 2024 7:44 Wib
Visa Foundation kembangkan 4 juta UKM di 60 negara
Senin, 25 Maret 2024 18:27 Wib
UMKM otomotif Indonesia mampu beradaptasi dengan tren mobil listrik
Senin, 25 Maret 2024 14:21 Wib
Dinkop UKM Sleman gelar Pasar Lebaran promosikan produk UMKM
Jumat, 22 Maret 2024 15:20 Wib