Produksi jagung di Gunung Kidul capai 245.741 ton

id Produksi jagung,Gunung Kidul

Produksi jagung di Gunung Kidul capai 245.741 ton

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu meninjau lokasi tanam jagung di wilayah Bleberan, Kecamatan Playen. ANTARA/Dokumentasi pribadi

Hasil panen jagung musim tanam pertama ini menunjukkan hasil memuaskan.
Gunung Kidul (ANTARA) - Produksi jagung pada musim tanam pertama 2020 di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencapai 245.741,6 ton pipil kering dengan luas tanam 47.258 hektare.

"Hasil panen jagung musim tanam pertama ini menunjukkan hasil memuaskan. Produksi jagung mencapai 245.741,6 ton pipil jagung kering," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Minggu.

Ia mengatakan produktivitas jagung di Gunung Kidul mencapai 51,93 kuintal pipil kering per hektare. Produktivitas jagung memang bagus hanya saja perlu ditingkatkan.

Baca juga: Jumlah pasien positif COVID-19 di Gunung Kidul bertambah

"Mayoritas tanaman jagung berada di area tegalan, sehingga produktivitas harus ditingkatkan supaya lebih tinggi," katanya.

Bambang mengatakan saat ini, para petani sudah memulai masa tanam kedua dengan luas lahan mencapai 5.827 hektare.

Petugas Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul sempat meninjau kondisi musim tanam kedua untuk jagung di Dusun Bleberan, Desa Bleberan, Playen. Dusun tersebut memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 15 hektare untuk menanam jagung jenis hibrida.

Baca juga: DLH: Kualitas udara di Yogyakarta cenderung membaik

Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Raharjo Yuwono mengatakan ada 150 kepala keluarga (KK) yang melakukan penanaman tersebut.

"Masing-masing menanam di pekarangan rumahnya, dengan luasan rata-rata antara 1.000 meter persegi hingga 2.000 meter persegi," katanya.

Ia mengatakan pemanfaatan pekarangan rumah untuk budi daya bahan pangan tersebut rupanya mendapat dukungan penuh dari petani berusia muda. "Keterlibatan mereka sudah terjadi sejak dua tahun terakhir," kata Raharjo.

Selain jagung, mereka juga terlibat dalam budi daya padi. Hasil panen padi pun disebut mengalami peningkatan lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.

"Berdasarkan laporan petani, jika di tahun sebelumnya panen 20 sak per karung gabah, maka tahun ini meningkat menjadi 25 sak per karung," jelas Raharjo.

Ia berharap musim tanam kedua kali ini juga menghasilkan produksi pangan yang tidak kalah bagusnya. Hal ini didukung dengan curah hujan yang cukup tinggi, diperkirakan hingga akhir Mei.

"Kami optimistis hasil panen pada musim tanam kedua ini cukup bagus, mengingat curah hujan mampu mencukupi kebutuhan air tanaman jagung, dan komoditas lainnya," kata dia.