Tychan Singapura akan uji coba obat COVID-19 pada manusia pekan depan

id TycahnSingapura,uji coba klinis pada manusia,obat COVID-19

Tychan Singapura akan uji coba obat COVID-19 pada manusia pekan depan

Teknisi lab menyusun botol berisi obat virus corona (COVID-19) pengembangan remdesivir di Gilead Sciences, La Verne, California, AS (18/3/2020). ANTARA/REUTERS/HO-Gilead Sciences Inc/aa. (ANTARA/Gilead Sciences)

Singapura (ANTARA) - Tycahn Singapura, perusahaan bioteknologi yang didukung para investor negara Temasek Holdings, mengatakan akan mulai melakukan uji klinis pada manusia obat antibodi monoklonal potensial untuk COVID-19 pekan depan.

Uji klinis tahap pertama yang akan dilakukan terhadap 23 relawan kesehatan akan memakan waktu sekitar enam pekan untuk mengevaluasi keamanan dan tolerabilitas TY027, antobodi monoklonal yang secara spesifik menargetkan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19.

Antibodi dihasilkan dalam tubuh untuk melawan infeksi. Antibodi monoklonal meniru antibodi alami dan dapat diisolasi dan dihasilkan dalam jumlah banyak untuk mengobati penyakit pada pasien.

Banyak ilmuwan dan peneliti yakin bahwa terapi berbasis antibodi sangat menjanjikan untuk mengobati orang yang sudah terinfeksi penyakit tersebut.

"Kami akan melanjutkan pengembangan dengan laju cepat sebab kami menyadari bahwa satu hari (pasien) diselamatkan sama dengan satu hari lebih sedikit penderitaan," kata Teo Ming Kian. Ia menambahkan bahwa perusahaan menjangkau uji coba pada manusia dalam empat bulan, ketika biasanya akan memakan waktu 12-18 bulan.

TY027 kini sedang didalami untuk pengobatan pasien COVID-19 guna memperlambat perkembangan penyakit tersebut dan mempercepat penyembuhan serta berpotensi memberikan perlindungan sementara melawan infeksi SARS-CoV-2.

Usai melewati tonggak sejarah utama dalam tahap pertama uji coba, Tychan akan mengupayakan persetujuan dari regulator Singapura guna memperluas TY027 ke populasi yang lebih luas dari pasien relawan COVID-19 untuk membuktikan kemanjurannya.

Temasek Holdings merupakan investor pendiri Tychan, yang sebelumnya mengembangkan pengobatan terapi untuk zika dan demam kuning.

Sumber: Reuters