Wabup Sleman meninjau kesiapan pesantren menuju normal baru

id Pesantren new normal,Pesantren normal baru,Wabup Sleman,Pondok pesantren,Kabupaten Sleman,COVID-19,Normal baru,New norma

Wabup Sleman meninjau kesiapan pesantren menuju normal baru

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun meninjau kesiapan Pondok Pesantren As Salafiyah, Mlangi, Sleman menuju normal baru. Foto Antara/ HO-Humas Pemkab Sleman

Sleman (ANTARA) - Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun meninjau kesiapan pesantren menuju era normal baru pada masa pandemi COVID-19, yakni di Pondok Pesantren As Salafiyah, Mlangi, Sleman, Sabtu.

"Lembaga pesantren sudah mulai menyiapkan diri, karena aktivitas pesantren juga harus dimulai, termasuk para santri yang akan kembali ke pesantren untuk mulai belajar kembali," kata Pengasuh Pesantren As Salafiyah Mlangi KH Zar’anudin.

Menurut dia, sebagai entitas pendidikan yang bertujuan mencetak para generasi penerus bangsa, lembaga pesantren juga memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan kegiatan pendidikan bagi para santri.

"Apalagi dalam proses belajar di pesantren sudah ada kurikulum yang sudah disusun bagi santri selama berada di pesantren. Kami berharap para santri bisa menyelesaikan pembelajarannya hingga tuntas terus sebelum terjun ke masyarakat," katanya.

Ia mengatakan, meskipun demikian, selama pandemi ini aktivitas pembelajaran terus berjalan secara daring (online).

"Menghadapi normal baru di pesantren, kami telah menyiapkan berbagai prosedur dan sistem yang disesuaikan dengan protokoler kesehatan bagi para santri," katanya.

Seperti penyediaan tempat cuci tangan, cairan pembersih tangan, masker hingga ruang isolasi mandiri bagi santri.

"Ada beberapa ruangan yang disiapkan untuk tempat karantina saat para santri datang," katanya.

Zar’anudin mengatakan, kedatangan para santri ke pesantren juga dilakukan secara bertahap. Setiap tahap, dibatasi antara 40 hingga 50 santri yang diperbolehkan hadir.

"Kami mulai pada 1 Juli dan tahap selanjutnya 15 hari setelah itu. Dan ini kami lakukan hingga nanti semua santri hadir semua. Dan syaratnya para santri harus membawa surat keterangan sehat bebas COVID-19 dari daerahnya masing-masing," katanya.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menyambut baik upaya pesantren untuk kembali menjalankan aktivitas pendidikan pada kondisi normal baru mendatang.

Wabup Sleman berpesan standar protokoler kesehatan harus tetap diberlakukan untuk mengantisipasi munculnya klaster baru dari lingkungan pesantren.

"Protokoler kesehatan, yakni pola hidup bersih dan sehat harus dijalankan maksimal. Pemda siap mendampingi," katanya.

Ia mengatakan, kebijakan aktivitas pesantren dan santri diberlakukan sama dengan perguruan tinggi dengan mahasiswanya, yakni mengacu pada Surat Edaran (SE) Bupati Sleman Nomor 443/01352 tentang Panduan Penerimaan Kedatangan Mahasiswa dari Luar Daerah.

Antara lain, para santri harus membawa surat keterangan sehat bebas COVID-19 dari daerah asal, melakukan karantina mandiri, melapor ke asrama dan pemerintah setempat.

"Santri bisa beraktivitas normal selama bisa menujukkan hasil hasil rapid diagnostic test (RDT) COVID-19 dengan hasil nonreaktif yang masih berlaku," katanya.

Sri Muslimatun mengatakan, untuk lembaga pesantren, juga harus memenuhi ketentuan yang sudah diatur, antara lain melaporkan para santri yang datang dan kondisi kesehatannya secara berkala, menyiapkan fasilitas kesehatan dan ruang karantina mandiri yang memadai.

"Aktivitas pembelajaran dan ibadahnya juga harus dengan physical distancing selama masa pandemi ini," katanya.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024