Pelaku wisata Yogyakarta menginginkan pelatihan protokol kesehatan

id pelaku wisata,pelatihan,protokol kesehatan,yogyakarta

Pelaku wisata Yogyakarta menginginkan pelatihan protokol kesehatan

Ilustrasi Titik Nol Kilometer Yogyakarta yang menjadi salah satu destinasi wisata (Antara/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Sejumlah pelaku wisata di Kota Yogyakarta berharap memperoleh pelatihan dari pemerintah daerah setempat terkait penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 sehingga memberikan keamanan dan keyakinan bagi wisatawan yang datang.

“Kami berharap ada pelatihan terkait penerapan protokol kesehatan yang baik, misalnya bagaimana cara membersihkan kamar untuk memastikan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan,” kata pelaku usaha akomodasi pariwisata di Prawirotaman Joko Pilantoro saat mengikuti zoom meeting antara pelaku wisata dengan Pemerintah Kota Yogyakarta di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, pelaku usaha jasa akomodasi pariwisata di Kota Yogyakarta yang sudah menutup usahanya sekitar tiga bulan sangat berharap Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan fasilitasi berupa pelatihan tersebut sehingga pelaku usaha pariwisata pun yakin bahwa protokol kesehatan yang diterapkan sudah baik dan benar.

Hal senada disampaikan Ketua Paguyuban Pengusaha Pariwisata Prawirotaman Yogyakarta Rina Indarti yang juga berkeinginan memperoleh pelatihan penerapan protokol kesehatan yang baik, khususnya untuk usaha kuliner seperti kafe dan restoran.

“Penerapan protokol kesehatan yang baik akan memberikan keyakinan kepada wisatawan yang datang,” katanya.

Sedangkan pelaku kuliner di Kawasan Malioboro, Suparno Sito mengatakan mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Yogyakarta yang terus melakukan berbagai persiapan menuju new normal.

“Pada dasarnya, kami siap membuka usaha sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan. Memang diperlukan standar prosedur untuk membuka usaha kuliner di masa seperti ini,” katanya.

Sedangkan dari perwakilan dari kampung wisata di Kota Yogyakarta, Ibnu Titianto mengatakan, sudah berupaya menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 yaitu dengan melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala yaitu lima hari sekali.

“Yang sekarang diharapkan adalah dibukanya kembali pariwisata. Tetapi, kami berharap, pemerintah bisa membuka secara langsung untuk seluruh kampung wisata. Sehingga kampung wisata tidak perlu mengajukan surat permohonan sendiri-sendiri, tetapi sudah dikoordinir di bawah satu paguyuban kampung wisata,” katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pemberian pelatihan mengenai penerapan protokol kesehatan bagi pelaku wisata memang diperlukan, khususnya untuk pelaku jasa pariwisata skala kecil.

“Misalnya untuk guest house atau jasa kuliner skala kecil. Banyak yang berpikir seolah-olah protokol kesehatan tersebut selesai dengan hanya pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Padahal, ada hal-hal kecil lain yang kerap terlewat, misalnya kebersihan peralatan makan, hingga menjaga kebersihan area yang kerap disentuh wisatawan seperti pintu, meja, dan kursi,” katanya.

Ia pun meminta Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta untuk segera berkoordinasi dan memberikan pelatihan penerapan protokol kesehatan bagi pelaku usaha jasa pariwisata.

“Protokol kesehatan memang sangat penting dilakukan supaya tidak ada ‘set back’ untuk sektor pariwisata di Yogyakarta karena muncul kasus positif baru. Kalau sampai terjadi, maka industri pariwisata akan semakin terdampak,” katanya.

Ia menyebut, berdasarkan hasil survei diketahui sekitar 70 persen wisatawan ingin berkunjung ke Yogyakarta apabila pandemi COVID-19 berlalu. “Makanya, Yogyakarta harus siap. Kesiapan ini dimulai dari masa transisi dengan meyakinkan bahwa industri pariwisat bisa berjalan dengan aman,” katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024