Hotel di Yogyakarta menggelar simulasi nilai kesiapan operasional

id hotel,simulasi,protokol kesehatan,operasional,new normal

Hotel di Yogyakarta menggelar simulasi nilai kesiapan operasional

Simulasi penerapan protokol kesehatan di Hotel Ruba Graha Yogyakarta, Rabu (24/6/2020). Karyawan mengenakan alat pelindung diri saat menyiapkan makanan dan minuman untuk tamu (Antara/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Salah satu hotel di Kota Yogyakarta dipilih sebagai contoh untuk menggelar simulasi penerapan protokol kesehatan guna melihat dan menilai kesiapan jasa akomodasi pariwisata tersebut saat beroperasi kembali di masa new normal.

“Protokol kesehatan yang diterapkan saat simulasi sudah disesuaikan dengan aturan dari DPP PHRI yang mangacu pada protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan. Dari simulasi ini, kami pun berharap mendapat masukan agar operasional hotel tetap aman dan tidak menimbulkan klaster penularan COVID-19 karena justru akan merugikan semua pihak,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta, Rabu.

Dalam simulasi penerapan protokol kesehatan yang digelar di Hotel Ruba Graha Yogyakarta, tamu yang datang diminta untuk mencuci tangan, memindai QR code dan petugas hotel akan menyemprotkan disinfektan ke tas atau koper yang dibawa.

Petugas hotel pun wajib mengenakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan pelindung wajah.

Hotel juga menyiapkan kamar khusus untuk isolasi yang dipergunakan apabila ada tamu yang mengalami sakit secara mendadak. Kamar tersebut berada di dekat akses pintu keluar.

“Penyiapan sarana dan prasarana untuk mendukung penerapan protokol kesehatan ini pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tetapi prosedur ini harus ditaati oleh pelaku usaha hotel dan restoran yang akan buka kembali,” kata Deddy.

Ia mencontohkan, penambahan sarana dan prasarana kesehatan di Hotel Ruba Graha membutuhkan dana sekitar Rp7 juta yang diperuntukkan untuk menambah wastafel, menyediakan sabun cuci tangan, disinfektan, hingga penyediaan alat pelindung diri bagi karyawan.

Di DIY, terdapat sekitar 400 hotel dan restoran yang menjadi anggota PHRI, dan baru 63 hotel dan restoran yang kembali beroperasi pada saat ini.

“Kalau memang belum siap, maka jangan dipaksakan untuk buka. Kami sangat ketat karena kami tidak ingin ada klaster penularan baru dari pariwisata. Ini yang kami khawatirkan,” katanya yang menyadari apabila pelaku usaha hotel dan restoran di DIY sudah dalam kondisi yang memprihatinkan karena terpaksa menutup usahanya saat pandemi.

Ia pun meminta hotel dan restoran yang belum bergabung ke PHRI, juga tetap mematuhi penerapan protokol kesehatan. “Jika membutuhkan bantuan untuk pelaksanaan protokol kesehatannya, maka bisa menghubungi kami,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan, simulai merupakan rangkaian menuju tatanan new normal di bidang pariwisata.

“Dari simulasi ini, maka pengelola hotel dan restoran akan bisa memahami standar prosedur yang harus mereka jalankan, baik dari sarana dan prasarana dan sumber daya manusia (SDM) atau karyawannya,” katanya.

Hasil dari simulasi tersebut akan disampaikan ke Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di tiap kabupaten/kota yang kemudian akan memberikan rekomendasi apakah jasa pariwisata tersebut bisa dibuka atau tidak.

“Karena belum ada lembaga untuk memberikan sertifikasi terkait penerapan protokol kesehatan yang aman COVID-19, maka yang dilakukan dalam simulasi ini adalah mengecek seluruh kesiapan yang sudah dilakukan. Simulasi pun bisa dilakukan lebih dari satu kali,” katanya.

Bagi pelaku usaha hotel lainnya, lanjut Singgih, bisa melihat penerapan protokol kesehatan di hotel yang sudah melakukan simulasi untuk diterapkan di tempat usahanya.

Selain untuk usaha jasa akomodasi pariwisata, simulasi yang dilanjutkan dengan proses uji coba terbatas juga dilakukan di 10 destinasi wisata lain di DIY, khususnya wisata alam.

“Jika dari hasil uji coba tersebut dinyatakan belum memenuhi kriteria, maka akan kami lakukan evaluasi ulang,” katanya.

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024