Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi meningatkan masyarakat bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih ada di Indonesia sehingga jangan gembira berlebihan menjalani adaptasi kehidupan baru tanpa menerapkan protokol kesehatan.
"Karena persoalan yang terjadi dalam konteks adaptasi baru bukan berarti euforia dan bebas. Pandemi masih ada, kita harus berada dalam kondisi seperti ini pada waktu yang lama," kata Oscar dalam bincang-bincang mengenai adaptasi kebiasaan baru di Jakarta, Rabu.
Bahkan Oscar menyebut kemungkinan COVID-19 bisa menjadi penyakit endemis yang ada pada suatu wilayah seperti penyakit demam berdarah dan penyakit lainnya yang ada di Indonesia. Namun, COVID-19 ini memiliki transmisi virus atau penularan yang sangat cepat ketimbang beberapa penyakit lain.
Dia meminta masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang sudah dibuat oleh Kementerian Kesehatan dan kementerian lainnya sebagai panduan dalam berkegiatan di masa adaptasi kebiasaan baru.
Terkait kasus positif baru COVID-19 di Indonesia yang terus meningkat dari hari ke hari, Oscar mengakui bahwa tidak menutup kemungkinan peningkatan kasus itu salah satunya berasal dari tidak disiplinnya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di era adaptasi kebiasan baru.
Kendati demikian Oscar juga menekankan bahwa peningkatan kasus positif COVID-19 di Indonesia juga terjadi karena meningkatnya pemeriksaan spesimen yang dilakukan oleh pemerintah.
Dia menyebutkan pemerintah telah berhasil mencapai target pemeriksaan 20 ribu spesimen per hari seperti yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo.
Dalam implementasi di lapangan, Kementerian Kesehatan juga meminta peran pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi peningkatan atau lonjakan kasus positif COVID-19 akibat tidak disiplinnya masyarakat menerapkan protokol kesehatan.
Oscar Primadi meningatkan kepada seluruh masyarakat maupun pelaku usaha bahwa mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan penularan COVID-19 menjadi tanggung jawab bersama.
"Semua ini tidak bisa hanya ditumpukan pada pemerintah, tapi kolaborasi bersama. Antara penyedia jasa, konsumen, pelaku usaha, pemangku kepentingan semua punya tanggung jawab bersama," kata Oscar.
Berita Lainnya
Lima kota di Indonesia terapkan implementasi nyamuk ber-Wolbachia
Jumat, 29 Maret 2024 0:16 Wib
2.200 beasiswa digulirkan untuk penuhi kebutuhan tenaga kesehatan Indonesia
Selasa, 26 Maret 2024 5:37 Wib
Fadel Muhammad diperiksa KPK soal penagihan pembayaran APD
Senin, 25 Maret 2024 14:40 Wib
Capai 92 persen, pengobatan TBRO di DIY
Jumat, 22 Maret 2024 15:57 Wib
Alami cacat, 5,75 persen pasien kusta di Indonesia
Kamis, 7 Maret 2024 3:52 Wib
Pola hidup sehat cegah obesitas warga
Selasa, 5 Maret 2024 7:10 Wib
EGFR beri pengobatan penderita kanker paru lebih baik
Senin, 4 Maret 2024 15:33 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib