Jakarta (ANTARA) - Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan masyarakat dapat semakin siap beraktivitas sambil tetap awas COVID-19 dengan adanya sistem informasi terintegrasi yang dinamai Bersatu Lawan COVID-19 (BLC).
"Dengan mudah kita bisa dapat mengetahui secara real time, saat ini juga, penyebaran kasus yang terjadi di setiap kabupaten/kota di seluruh Indonesia," kata anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 itu dalam konferensi pers di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta pada Rabu.
Sistem itu telah diuji coba oleh Presiden Joko Widodo pada hari ini bersama dengan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19 Prof. Drh. Wiku Adisasmito dan ahli epidemiologi Dewi Nur Aisyah yang mempresentasikan cara menentukan zonasi tingkat penularan COVID-19 di daerah.
Data yang dipergunakan, kata Reisa, mencakup aspek epidemiologi, pengawasan kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan sesuai indikator yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
"Dengan berpegang pada sistem informasi terintegrasi BLC, kita bisa mempersiapkan diri menjalankan kegiatan masyarakat yang produktif serta aman COVID-19," kata dia.
Dia menegaskan bahwa ancaman COVID-19 belum berakhir meski Indonesia kini sudah jauh lebih baik dalam meresponsnya. Tapi, dia mengatakan pemerintah tidak akan berpuas diri dan akan terus melakukan langkah penyempurnaan untuk memastikan semakin banyak yang sembuh dan semakin sedikit yang terpapar.
Salah satu indikator kondisi yang lebih baik saat ini adalah dengan menurunnya bed occupancy ratio (BOR), tingkat persentase penggunaan tempat tidur di rumah sakit, di berbagai fasilitas layanan kesehatan yang menjadi rujukan COVID-19.
Tempat tidur rumah sakit di Indonesia sekarang telah mencapai 27.000, meningkat drastis dibandingkan angka kurang dari 10.000 tempat tidur di masa awal respons akan penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu di awal Maret 2020.
"Namun, berita baiknya saudara-saudari justru tidak semua tempat tidur rumah sakit rujukan ini ditempati, bed occupancy rate justru menurun," kata dia.
Salah satu faktor penurunan itu adalah banyaknya pasien yang bergejala ringan melakukan isolasi mandiri atau di fasilitas yang tersedia di daerah masing-masing.*
Berita Lainnya
Dewa 19 gebrak Soul Intimate Concert 2.0, penonton terhipnotis
Sabtu, 20 April 2024 7:28 Wib
Polisi gulung lima penyelundup 19 kg sabu dari Malaysia
Rabu, 17 April 2024 5:55 Wib
19 ribu wisatawan banjiri Kebun Binatang Surabaya
Senin, 15 April 2024 0:21 Wib
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
19 anggota geng motor bikin resah dicokok polisi
Senin, 1 April 2024 6:58 Wib
MK: Bertambah jadi 19, jumlah saksi dan ahli di sidang PHPU
Rabu, 27 Maret 2024 4:06 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib