BPBD Yogyakarta mendorong semua kampung jadi Kampung Tangguh COVID-19

id kampung tangguh covid,yogyakarta,bpbd yogyakarta

BPBD Yogyakarta mendorong semua kampung jadi Kampung Tangguh COVID-19

Posko salah satu kampung tangguh bencana (KTB) di Kota Yogyakarta yaitu KTB Mangkuyudan (Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta mendorong seluruh kampung di kota tersebut menjadi 'Kampung Tangguh COVID-19' sehingga mampu menggerakan seluruh masyarakat agar memiliki kesadaran dan kedisiplinan tinggi untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Untuk saat ini, kami fokus dulu di Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang sudah ada. Tetapi, kami pun berharap seluruh kampung di Kota Yogyakarta menjadi kampung tangguh COVID-19,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Hari Wahyudi di Yogyakarta, Rabu.

Dari 169 kampung di Kota Yogyakarta, hingga saat ini baru ada sebanyak 111 kampung tangguh bencana (KTB) yang terbentuk ditambah 23 kelurahan tangguh bencana yang dibentuk oleh BPBD DIY. Di Yogyakarta terdapat 45 kelurahan.

Hari optimistis seluruh kampung di Kota Yogyakarta mampu menjadi kampung tangguh COVID-19 karena berbagai kegiatan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat sejak pandemi tersebut merebak pada Maret.

“Di Yogyakarta, warga bahkan sudah banyak yang mendeklarasikan RW tangguh COVID-19. Berbagai kegiatan untuk meredam laju penularan pun masih terus rutin dilakukan hingga saat ini,” katanya.

Berbagai upaya tersebut di antaranya melakukan pendataan terhadap pendatang yang masuk ke kampung.

“RT atau RW akan mendata dan mengingatkan pendatang untuk melakukan isolasi mandiri. Sampai sekarang, kegiatan ini berjalan dengan baik di wilayah,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, kegiatan penyemprotan disinfektan di kampung juga tetap berjalan, terlebih BPBD Kota Yogyakarta sudah memberikan bantuan “sprayer” dan disinfektan.

“Masyarakat sudah bergerak. Tetapi, kami pun perlu untuk terus mengingatkan masyarakat agar tetap menerapkan berbagai protokol kesehatan di masa transisi menuju new normal,” katanya.

Menurut dia, untuk membiasakan masyarakat agar mengenakan masker, rajin mencuci tangan, membawa hand sanitizer, hingga menerapkan jaga jarak juga membutuhkan waktu.

“Kondisi masyarakat itu sangat beragam. Tentunya, ada yang disiplin menerapkannya dan ada pula yang tidak. Untuk itu, masyarakat tetap harus diingatkan dan diedukasi supaya mereka disiplin menerapkan kebiasaan-kebiasaan baru tersebut,” katanya.

Kebiasaan-kebiasaan baru yang dilakukan secara disiplin, lanjut dia, diharapkan bisa menghindarkan Kota Yogyakarta dari merebaknya kasus positif COVID-19.

Sebelumnya, BPBD DIY meluncurkan program Desa/Kelurahan Tangguh COVID-19 untuk memberikan edukasi ke masyarakat agar bersama-sama mencegah penularan COVID-19.

“Untuk program dari DIY, kami juga berkeinginan agar tidak hanya ada 23 kelurahan tangguh bencana yang menjadi kelurahan tangguh COVID-19. Tetapi, seluruh kelurahan pun harus tangguh COVID-19,” katanya.

Sementara itu, Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan perjuangan selama tiga bulan menekan kasus COVID-19 masih belum berakhir.

“Meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta bisa dibilang sangat terkendali, tetapi jika masyarakat tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka akan sangat mungkin muncul banyak kasus baru apalagi banyak aktivitas sudah kembali bergerak,” katanya.

Oleh karenanya, lanjut dia, agar perjuangan selama tiga bulan tersebut tidak sia-sia, maka masyarakat tetap harus menerapkan protokol kesehatan dan kebiasaan-kebiasan baru dimanapun dan kapanpun, yaitu mengenakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024