Kulon Progo minta Sungai Tinalah dimanfaat untuk pengairan

id Sungai Tinalah,Kulon Progo,DPRD Kulon Progo,ketahanan pangan

Kulon Progo minta Sungai Tinalah dimanfaat untuk pengairan

Wakil Ketua II DPRD Kulon Progo Lajiyo Yok Mulyono berdiskusi dengan petani soal kebutuhan air kebutuhan irigasi. ANTARA/Sutarmi

Kulon Progo, DIY (ANTARA) - Wakil Ketua II DPRD Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Lajiyo Yok Mulyono meminta pemerintah setempat memanfaatkan Sungai Tinalah di Kecamatan Samigaluh sebagai sumber mata air baru untuk menambah debit jaringan irigasi Kalibawang supaya lebih luas lagi lahan persawahan yang terairi.

Lajiyo di Kulon Progo, Rabu, mengatakan sejauh ini, jaringan irigasi Kalibawang dimanfaatkan untuk mengairi area persawahan lebih dari 5.000 hektare.

"Kami mendorong ada sumber mata air baru yang dapat digunakan untuk mensuplai saluran jaringan irigasi induk Kalibawang," katanya.

Ia mengatakan debit air Sungai Progo sudah tidak mampu mensuplai kebutuhan irigasi di Kulon Progo.

Air Sungai Progo sudah untuk mensuplai saluran Selokan Mataram, SPAM Regional Bantar, Kamijoro, dan Bendung Sapon, termasuk irigasi Kalibawang.

Untuk itu, politisi Partai Gerindra ini mendorong adanya sumber mata air baru dengan membangun Damparit Tinalah, pengoptimalan Bendung Kayangan, hingga di Janti.

"Potensi sumber mata air untuk menyuplai air jaringan irigasi Kalibawang sangat banyak, hanya saja peluang tersebut belum ditangkap oleh Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) dengan membuat rencana detail teknis (DED) masing-masing potensi sumber mata air. Kalau sudah ada DED, percepatan pemenuhan air yang dibutuhkan petani akan cepat," katanya.

Ia juga meminta DPUPKP dan Dinas Pertanian dan Pangan setempat memperbaiki pola distribusi air irigasi yang menjadi persoalan setiap memasuki masa taman padi. Hal utama yang harus dilaksanakan adalah memetakan kebutuhan air dari hulu sampai hilir karena data yang dimiliki dinas, berbeda saat di lapangan.

"Mungkin berdasarkan perhitungan kebutuhan air di dinas, kebutuhan air ditingkat petani pengguna air sudah cukup, tapi saat di lapangan berbeda jauh. Bahkan di wilayah Kecamatan Nanggulan dan sebagian di Kecamatan Sentolo gagal panen karena tidak ada air," kata Lajiyo saat berdiskusi dengan P3A Sekar Mulyo Lengkong di Kecamatan Nanggulan.

Ia mengatakan ketersediaan air untuk pengairan adalah kunci keberhasilan sektor pangan. Pemkab Kulon Progo selalu mengklaim surplus beras atau produksi padi.

Tapi, realitas di lapangan, setiap kali memasuki masa tanam selalu kesulitan air untuk mengairi tanaman padi. Belasan hingga ratusan hektare tanaman padi potensi terjadi gagal panen karena tidak tersedia air.

"Bagaimana mau mewujudkan ketahanan pangan, bila setiap memasuki masa tanam tidak ada air. Kami minta Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Dinas Pertanian dan Pangan benar-benar memetakan kebutuhan air, sehingga persoalan kesulitan air dapat diatasi setiap memasuki masa tanam," katanya.

Lajiyo mengatakan kebijakan Pemkab Kulon Progo menggencarkan program cetak sawah untuk mengganti lahan sawah yang alih fungsi akibat pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta sangat perlu didukung. Namun, satu hal yang perlu menjadi catatan khusus, yakni cetak sawah harus diimbangi ketersediaan air yang cukup dan jaringan irigasi.

"Kami sangat mendukung cetak sawah baru. Tapi, di sisi lain mereka juga membutuhkan sumber air yang cukup sehingga mereka juga mampu berproduksi secara maksimal," katanya.

Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo Priyo Santoso mengatakan pihaknya telah mendorong Pemkab Kulon Progo mengalihkan sebagian anggaran pembangunan infrastruktur jalan untuk pembangunan irigasi. Jaringan irigasi ini sangat fundamental guna mendukung ketahanan pangan di Kulon Progo.

"Kami minta ada pembenahan perencanaan alokasi pembangunan infrastruktur irigasi di Kulon Progo," katanya.

Sementara itu, Ketua P3A Sekar Mulyo Lengkong Gimo minta DPUPKP dan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo menambah volume air yang dialirkan ke P3A Sekar Mulyo.

Saat ini, debit air hanya 15-20 cm kubik per detik. Lahan persawahan di bawah Sekar Mulyo seluas 191 hektare. Sehingga kebutuhan debit air normal dan wajar sebanyak 40-50 cm3 per detik.

"Akibat debit air yang sampai P3A Sekar Mulyo di bawah 20 cm kubik per detik, maka ada puluhan hektare sawah gagal tanam dan gagal panen. Hal ini setiap memasuki masa tanam persoalan yang kami alami hanya kekurangan air. Kami berharap ada peninjauan ulang distribusi air ke area persawahan kami," harapnya.