Bantul akan tes cepat COVID-19 santri datang dari Jawa Timur

id Rapid test COVID-19

Bantul akan tes cepat COVID-19 santri datang dari Jawa Timur

Ilustrasi - Tes cepat COVID-19 diadakan Dinas Kesehatan Bantul. (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan melaksanakan tes cepat untuk deteksi antibodi terkait dengan virus corona jenis baru (COVID-19) terhadap santriwan dan santriwati pondok pesantren di daerah itu yang datang dari Jawa Timur.

"Kemarin di pasar-pasar sudah kita adakan 'rapid test' (tes cepat) untuk para pedagang dan kemudian di pondok-pondok juga akan saya lakukan tes itu, khususnya santri yang dari Surabaya, Jawa Timur," kata Bupati Bantul Suharsono di Bantul, Jumat.

Dia menjelaskan langkah tersebut ditempuh menyusul adanya kasus konfirmasi positif COVID-19 di wilayah Bantul dengan riwayat perjalanan dari Surabaya, salah satu kota di Indonesia yang kini menjadi daerah dengan penularan tinggi.

"Saya sudah baca di media massa bahwa ada satu keluarga di Bantul yang barusan dari Surabaya itu terkena, tertular virus corona COVID-19," katanya.

Berkaitan dengan rencana itu, ia bersama dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bantul telah melakukan kunjungan ke sejumlah ponpes berkaitan dengan persiapan menghadapi pembelajaran saat normal baru di tengah pandemi COVID-19 di lembaga pendidikan agama itu.

"Mulai tanggal 7 Juli baru masuk, dan nanti saya suruh lapor khususnya (santri, red.) yang dari Surabaya, jadi khusus dari Surabaya kalau perlu kita 'rapid test', karena saat ini (kasus COVID-19, red.) di daerah Jawa Timur tertinggi," katanya.

Dengan adanya tes cepat itu, diharapkan ketika ada salah satu yang reaktif bisa dilakukan tes lanjutan untuk penegakan diagnosa, dan apabila terkonfirmasi positif bisa dilakukan penanganan segera agar tidak terjadi penularan di lingkungan pesantren.

"Makanya kalau ada siswa santri di pondok, saya minta koordinasi, kalau sudah lengkap saya 'rapid test' semua untuk jaga-jaga jangan sampai ada yang reaktif, kalaupun ada kemudian positif bisa diisolasi agar tidak sampai menulari teman-temannya," katanya.

Terkait dengan kasus COVID-19 di Bantul per 3 Juli, gugus tugas setempat mencatat kasus positif 79 orang, dinyatakan sembuh 63 orang, kasus meninggal dunia dua orang, sehingga pasien positif corona yang masih rawat inap saat ini 14 orang.