Danone SN-LIPI berkolaborasi produksi suplementasi gizi

id danone,lipi,gizi

Danone SN-LIPI berkolaborasi produksi suplementasi gizi

Para pembicara webinar Danone SN (HO-Hms)

Yogyakarta (ANTARA) - Danone Specialized Nutrition (Danone SN) Indonesia dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan kolaborasi riset dan teknologi untuk memproduksi produk suplementasi gizi Aitamie dan Probarz.

"Aitamie dan Probarz merupakan produk makanan yang terfortifikasi dari sumber daya dan diproduksi secara lokal dengan tujuan untuk membantu meningkatkan asupan gizi keluarga kurang mampu, terutama anak-anak pada fase pemulihan pandemi," kata Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin dalam webinar, Kamis.

Pada masa pandemi COVID-19, dengan keyakinan yang kuat pada kekuatan sains dan nutrisi untuk membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat, Danone SN bekerja sama dengan berbagai pihak melakukan inisiatif untuk menyediakan akses nutrisi bagi mereka yang membutuhkan.

Salah satunya, Danone SN berkolaborasi dengan LIPI memproduksi dan mendonasikan produk nutrisi yang berkualitas dan berbasis sains yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Danone SN mendukung langkah LIPI dalam mengkontribusikan kepakaran dan keilmuan untuk bersama-sama menghadapi dan menangani dampak pandemi ini.

"Kami menyambut baik kolaborasi ini sebagai upaya gotong royong antarpemangku kepentingan di Indonesia dalam penanganan permasalahan gizi di tengah masa pandemi ini. Kami berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut agar bisa memberikan manfaat kepada lebih banyak pihak," katanya.

Dalam kolaborasi itu, Danone SN juga menggandeng Foodbank of Indonesia (FOI) untuk pendistribusian bantuan nutrisi secara gratis ke sejumlah anak-anak yang membutuhkan dan terdampak pandemi COVID-19.

"Pada kondisi pandemi COVID-19, isu nutrisi di Indonesia perlu menjadi perhatian khusus, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak," kata Arif.

Peneliti Madya Bidang Kepakaran Pangan dan Gizi Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna (P2TTG) LIPI Dr Ainia Herminiati mengatakan dampak ekonomi di tingkat rumah tangga sangat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar anak yaitu makanan.

"Permasalahan gizi anak merupakan salah satu risiko dampak sosio-ekonomi terhadap anak-anak di Indonesia akibat pandemi COVID-19, di mana 24 juta balita berisiko lebih tinggi mengalami kurang gizi atau gizi buruk selama masa pandemi," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, perlu adanya komoditas esensial yang kaya nutrisi untuk anak-anak yang dapat menyangga kebutuhan nutrisi mereka minimal selama dua bulan.

"Untuk itu, perlu upaya bersama baik dari pihak swasta maupun pemerintah untuk saling berkolaborasi mendukung tersedianya akses produk bernutrisi bagi anak-anak Indonesia," kata Ainia.

Pendiri FOI Hendro Utomo mengatakan banyak temuan FOI di lapangan yang menunjukkan jika masyarakat rentan masih terhambat akses pangan khususnya pada balita karena kendala ekonomi dan pola asuh.

"Oleh karena itu, penguatan pangan menjadi hal yang penting. Kami terus bergerak melalui kerja sama dengan berbagai pihak dalam membantu mengurangi permasalahan gizi dan kelaparan pada balita di tengah pandemi ini," kata Hendro.
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024