Kulon Progo diminta bina kelompok wanita tani

id BPNT,potensi lokal,Gisil Lestari,DPRD Kulon Progo,Komisi II DPRD Kulon Progo

Kulon Progo diminta  bina kelompok wanita tani

Komisi II DPRD Kulon Progo memantua distribusi BPNT yang disuplai oleh KWT. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Komisi II DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta Dinas Pertanian dan Pangan mendampingi dan membina kelompok wanita tani untuk memproduksi sayuran dan buah-buahan untuk memasok kebutuhan bantuan pangan non tunai.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo Edi Priyono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan saat ini bantuan pangan non tunai (BPNT) yang disalurkan melalui e-Warong (warung gotong royong elektronik) disuplai dari kelompok wanita tani, kelompok pembudi daya lokal, perajin tahu dan tempe.

"Untuk itu, kami minta ada pembinaan dari dinas terkait, supaya produk yang diberikan keluarga penerima manfaat benar-benar dari produk lokal supaya perputaran uang dari program BPNT ini benar dapat dirasakan oleh masyarakat," kata Edi Priyono.

Ia mengatakan dinas terkait, selain Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kelautan dan Perikanan juga berperan melakukan pendampingan dan pembinaan. Selain itu, dinas seharusnya memberikan bantuan peralatan pendukung produksi.

"Pendampingan dan bantuan peralatan ini sangat penting, supaya kelompok wanita tani (KWT) dan pembudi daya ikan dan perajin tahu/tempe lebih berkembang lagi," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kulon Progo Priyo Santoso meminta pasokan lele ukuran 3-10/satu kilogram supaya produksi lele dapat masuk dalam bantuan program BPNT ini. Saat ini, ikan lele ukuran kecil dan besar tidak bisa masuk ke e-Warong.

"Kemudian hasil budi daya lele tidak laku, dan e-Warong bisa mendatangkan lele dari luar Kulon Progo. Hal ini cukup memprihatinkan," katanya.

Sekretaris KWT Gisik Lestari Bugel Maryati meminta pengadaan bantuan sayuran, dan buah-buahan yang akan dibagikan kepada KPM melalui e-Warong berdasarkan potensi lokal. Sejauh ini, bantuan sayuran dan buah-buahan sudah ditentukan oleh Dinas Pertanian dan Pangan, sehingga KWT tidak bebas dalam memasoknya.

Menurutnya, untuk pemberdayaan KWT,  pembagian sayuran dan buah-buahan berdasarkan potensi lokal. Contohnya potensi sayuran yang dikelola oleh KWT Gisik Lestari berupa cabai, terong, kacang panjang, melon dan semangka. Kalau buah sudah ditentukan oleh dinas, kelompoknya harus membeli dari yang lain.

"Kalau harus membeli dari yang lain, untuk apa kami menanam cabai, terong, dan buah-buahan. Kami berharap pembagian sayur dan buah-buahan berdasarkan potensi lokal," katanya.