Jakarta (ANTARA) - Perusahaan induk Google, Alphabet, melarang situs dan aplikasi untuk menyiarkan iklan teori konspirasi virus corona yang mereka sebut sebagai "konten berbahaya".
Raksasa mesin pencari itu memperbaiki kebijakannya ketika COVID-19 terus berkecamuk di seluruh Amerika Serikat, dan perusahaan periklanan digital, seperti Google dan Facebook, menghadapi permintaan untuk berbuat lebih banyak dalam menekan informasi yang salah.
Dikutip dari Reuters, Sabtu, konten iklan yang tidak diizinkan adalah yang berkaitan dengan teori konspirasi, seperti gagasan bahwa pandemi virus corona dibuat di laboratorium China sebagai senjata biologis yang dibuat oleh pendiri Microsoft, Bill Gates, atau bahwa virus tersebut adalah hoaks.
Google telah melarang iklan dengan konten berbahaya, seperti obat penyembuh "ajaib" atau yang mempromosikan gerakan anti-vaksinasi.
Kebijakan baru tersebut juga akan melarang pengiklan membuat konten mereka sendiri yang mempromosikan teori konspirasi virus corona.
Google hanya mengizinkan lembaga tertentu untuk menjalankan iklan tentang pandemi virus corona, termasuk organisasi pemerintah dan penyedia layanan kesehatan, untuk mencegah kegiatan seperti menaikkan harga pasokan medis.
Berita Lainnya
Putra Prabowo akrab dengan Puan Maharani saat jeda iklan debat
Minggu, 4 Februari 2024 20:51 Wib
Soal iklan judi online, pemerintah tegur keras platform X
Rabu, 10 Januari 2024 19:15 Wib
Kemhan tampilkan iklan prestasi Prabowo, Timnas AMIN keberatan
Rabu, 10 Januari 2024 10:16 Wib
Platform masih iklankan judi online disurati Kominfo
Sabtu, 6 Januari 2024 7:21 Wib
IPB gunakan teknologi akustik hitung jumlah ikan
Sabtu, 16 Desember 2023 7:00 Wib
Bawaslu dan gugus tugas diskusi terkait iklan susu Prabowo
Kamis, 23 November 2023 5:57 Wib
Gambar anak di iklan program Prabowo-Gibran hasil AI, beber TKN
Rabu, 22 November 2023 22:11 Wib
Jenama ponsel bermuatan iklan judi "online" ditegur
Kamis, 24 Agustus 2023 7:09 Wib