PDAM Kulon Progo diminta membuat DED pemanfaatan sumber mata air baru

id PDAM Tirta Binangun,Kulon Progo,DPRD Kulon Progo,Komisi II DPRD Kulon Progo

PDAM Kulon Progo diminta membuat DED pemanfaatan sumber mata air baru

Komisi II DPRD Kulon Progo rapat kerja dengan jajaran PDAM Tirta Binangun (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ponimin Budi Hartono meminta PDAM Tirta Binangun mulai membuat rencana induk dan rencana detail teknis pemanfaatan sumber mata air baru untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, khususnya di wilayah utara yang menjadi langganan kekeringan setiap musim kemarau.

Ponimin Budi Hartono di Kulon Progo, Senin, mengatakan sampai saat ini, PDAM Tirta Binangun masih mengandalkan air dari sumber mata air Clereng, Kecamatan/Kapanewon Pengasih, dan Sungai Progo.

"Kebutuhan air bersih dengan beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta dan pengembangan kawasan aerotropolis sangat tinggi. Sementara itu PDAM Tirta Binangun masih mengandalkan Sungai Progo, tentu tidak akan mampu mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat dan megaproyek lainnya. Untuk itu, kami mendorong PDAM Tirta Binangun harus mencari sumber mata air baku, seperti pemanfaatan Sungai Tinalah," kata Ponimin dalam rapat kerja antara Komisi II DPRD Kulon Progo dengan jajaran PDAM Tirta Binangun.

Ia mengatakan rencana induk dan rencana induk teknis (DED) dapat digunakan untuk mengaskes bantuan pembangunan jaringan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menurut dia, PDAM Tirta Binangun bisa memanfaatkan Sungai Tinalah. Selain untuk mencukupi kebutuhan PDAM Tirta Binangun, bisa juga dimanfaatkan untuk pengairan. Selain itu, PDAM Tirta Binangun bisa membangun embung untuk menampung air Sungai Progo di Kecamatan/Kapanewon Kalibawang sehingga dapat dialirkan ke bawah dan kawasan utara seperti Kalibawang, Girimulyo, dan Samigaluh.

"PDAM Tirta Binangun harus berani membuat gebrakan dan bergerak cepat, kalau tidak bisa ditinggalkan pelanggan, seperti perhotelan dan Bandara YIA," katanya.

Ponimin juga mempertanyakan alasan PDAM Tirta Binangun baru menyelesaikan 12 persen dari target pemasangan 1.500 sambungan rumah.

"Kami minta PDAM Tirta Binangun serius soal pemasangan sambungan rumah (SR) bagi warga kurang mampu ini, khususnya di wilayah yang menjadi langganan kekeringan," katanya.

Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Budi Hutomo Putro juga mendorong PDAM Tirta Binangun mempercepat pembangunan jaringan air ke kawasan Bukit Menoreh yang menjadi langganan kekeringan setiap musim hijan. Wilayah di kawasan Bukit Menoreh yang menjadi langganan kekeringan yakni Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh. Tiga wilayah ini dengan dengan sumber mata air di Kalibawang, tapi setiap tahun kekurangan air.

"Untuk itu, kami minta PDAM Binangun membangun jaringan air bersih di kawasan Bukit Menoreh. Bagaimana kawasan utara menjadi pusat wisata baru penyangga Kawasan Strategis Pembangunan Nasional (KSPN) Borobudur bila masalah air tidak dapat terselesaikan, " katanya.

Direktur PDAM Tirta Binangun Jumantoro mengatakan pengembangan Sungai Tinalah sebagai sumber mata air baku untuk air bersih dan pengairan masih masuk dalam daftar di Kementerian PUPR. Sungai Tinalah memang potensi menjadi sumber mata air baku untuk PDAM.

"Kami akan mengupayakan agar dibangunkan embung atau yang lainnya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk air baku PDAM. Kami juga akan mengupayakan pembangunan embung yang menampung air Sungai Progo untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat," katanya.