Dinkes: Kenaikan kasus COVID-19 di Bantul konsekuensi tes secara masif

id Dinkes Bantul

Dinkes: Kenaikan kasus COVID-19 di Bantul konsekuensi tes secara masif

Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan bahwa kenaikan temuan kasus konfirmasi positif terinfeksi virus corona atau COVID-19  di Bantul dalam beberapa pekan terakhir merupakan konsekuensi atas masifnya tes usap PCR yang dilaksanakan Gugus Tugas kabupaten ini.

"Terkait kondisi saat ini kita belum bisa menyimpulkan peningkatan kasus atau tidak, karena sebetulnya kita menemukan banyak kasus dalam beberapa minggu ini sebagai konsekuensi logis dari tes screning dan tes (usap) masif yang kita lakukan," kata Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja di Bantul, Kamis.

Menurut dia, penambahan kasus positif COVID-19 terjadi setiap hari dalam beberapa pekan terakhir, bahkan pada Selasa (21/7), penambahan mencapai 23 orang dalam 24 jam terakhir, sementara dalam dua hari terakhir pada Rabu dan Kamis (22 dan 23 Juli) masing-masing penambahan dua kasus.

Dia mengatakan, sesuai dengan ketentuan organisasi kesehatan dunia (WHO) dan ketentuan pemerintah sesuai dengan arahan Presiden, bahwa tes usap PCR untuk penegakan diagnosa COVID-19 secara ideal tersebut paling tidak atau minimal sebanyak 5.000 orang per satu juta penduduk.

"Berarti di Bantul juga seyogyanya tes sekitar 5.000 orang, karena jumlah penduduk hampir satu juta jiwa, dan sampai hari ini kita baru melakukan tes PCR pun setelah secara masif dalam beberapa minggu terakhir baru mencapai sekitar tiga ribuan orang," katanya.

Bahkan, kata dia, dari hasil koordinasi dengan Dinkes DIY, menyampaikan sebetulnya kalau Bantul agar bisa mengekspos sesungguhnya seberapa kasus COVID-19 itu semestinya harus melakukan tes PCR itu rata-rata sebanyak seribu orang per minggu, atau seperseribu penduduk per minggu.

"Artinya seperseribu penduduk Bantul per minggu, dan atas keterbatasan kita sudah sedemikian melakukan tes masif, namun target itu pasti belum bisa dicapai, sehingga kalau target belum bisa kita capai, kita belum bisa mengatakan (kasus COVID-19) naik atau turun," katanya.

Hanya saja, lanjut Agus, dengan masih ditemukannya kasus positif COVID-19 ini menunjukkan bahwa masih terjadi penularan di masyarakat, dan masih ada kasus positif di masyarakat yang harus Dinkes dan Gugus Tugas Bantul temukan, karena itu berpotensi terjadi penularan.

"Bukti penularan sudah cukup banyak dan Bantul catatan kami setelah kita evaluasi data-data cukup banyak terjadi penularan transmisi lokal terutama di daerah Kecamatan Srandakan dan Banguntapan, dari dulu memang Banguntapan terjadi transmisi lokal," katanya.

Sementara itu, kasus positif COVID-19 di Bantul yang tercatat dalam laman media sosial Dinkes Bantul per 23 Juli sebanyak 154 orang, dinyatakan sembuh 93 orang, meninggal dunia empat orang, sehingga pasien positif yang masih rawat inap di beberapa rumah sakit berjumlah 57 orang.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024