DIY memasang jaringan fiber optik sepanjang 300 km di SMA/SMK dukung PJJ

id Fiber optik,Pembelajaran jarak jauh,Yogyakarta,DIY

DIY memasang jaringan fiber optik sepanjang 300 km di SMA/SMK dukung PJJ

ilustrasi - Sejumlah pekerja menyelesaikan pemasangan kabet Serat Optik atau Fiber Optic (FO) (arsip 2014/ANTARA FOTO/Dedhez Anggara) (.)

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Daerah Istimewa Yogyakarta akan memasang jaringan kabel fiber optik sepanjang 300 kilometer yang terkoneksi di SMA/SMK di daerah itu untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Jaringan fiber optik itu nantinya akan menjadi backbone (infrastruktur utama) untuk pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka mendukung pembelajaran," kata Kepala Diskominfo DIY Rony Primantoro saat dihubungi di Yogyakarta, Senin.



Rony mengatakan pemasangan infrastruktur jaringan internet itu diharapkan bisa dimulai pada Agustus 2020 dan ditargetkan rampung akhir tahun ini dengan besaran anggaran yang diusulkan mencapai Rp17 miliar.

"Nanti untuk wilayah-wilayah yang sulit terjangkau anggaran daerah akan kami kerjasamakan dengan Kemenkominfo," katanya.

Menurut dia, pembangunan jaringan fiber optik itu bisa menjadi solusi sebagian siswa yang kesulitan mengakses internet untuk mengikuti pembelajaran secara daring dari rumah.

Kendati tidak menyebutkan secara detail, ia mengakui ada sejumlah titik, khususnya di wilayah perbukitan di Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Bantul yang siswanya masih kesulitan mengakses internet di rumah.

"Terutama di wilayah-wilayah, seperti Kecamatan Kalibawang (Kulon Progo), serta Saptosari (Gunung Kidul) yang secara komersial tidak menarik bagi penyedia jasa selular," tuturnya.



Setelah seluruh fiber optik terpasang, lanjut Rony, Pemda DIY akan memanfaatkan jaringan itu untuk membuat area-area wifi gratis di wilayah sekitar SMA/SMK, sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai kebutuhan.

"Termasuk wilayah-wilayah yang istilahnya 'blank spot'. Pemerintah kabupaten/kota juga bisa menghubungkan ke sekolah-sekolah di tingkat SMP sampai SD," ujarnya.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY Didik Wardaya mengatakan ada 49 titik wilayah yang jaringan internetnya belum optimal untuk mendukung siswa mengikuti pembelajaran secara daring dari rumah.

"Sebanyak 49 titik itu sebagian besar di Gunung Kidul. Bukan berarti sama sekali tidak ada internet, tetapi untuk memperbaiki jaringannya saja," kata dia.



Kendati secara umum kegiatan belajar mengajar terlaksana, Didik mengakui tidak semua sekolah bisa menerapkan pembelajaran daring dengan interaktif penuh. Sekitar 30 persen sekolah menerapkan semi interaktif dengan memanfaatkan aplikasi whatsapp karena kesulitan jaringan.

"Sekitar 30 persen semiinteraktif tidak hanya karena signal tetapi ada yang karena guru-nya agak sepuh sehingga kesulitan," ucapnya.

Selain itu, menurut dia, ada beberapa sekolah di Gunung Kidul yang memanfaatkan radio lokal kemudian membuat pemancar sementara untuk mendukung proses belajar mengajar.