Ini dia kiprah para penari samba di klub-klub juara Eropa

id Liga Inggris,Liga Italia,Liga Jerman,Liga Spanyol,Liga Prancis,Brazil

Ini dia kiprah para penari samba di klub-klub juara Eropa

Pemain Paris St Germain Neymar bersama rekannya merayakan kemenangan atas Lyon pada pertandingan final Piala Liga Prancis di Stade de France, Paris, Sabtu (1/8/2020) dini hari. PSG menjadi juara Piala Liga Prancis setelah menang melalui adu penalti 6-5. ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Hartmann/pras.

Jakarta (ANTARA) -
Meski banyak orang menganggap sepak bola Brazil masa kini tidak lagi sementereng saat Pele atau Ronaldo masih aktif bermain, tetap saja negeri Samba ini tidak dapat dipandang sebelah mata untuk urusan si kulit bundar.

Penelitian yang dilakukan Centre International d'Etude du Sport/Pusat Studi Olahraga Internasional (CIS) pada 2019 menemukan fakta yang tidak mengherankan. Brasil masih menjadi negara pengekspor pesepak bola profesional di dunia, dengan 1.600 pemain.

Hebatnya lagi, sebanyak 74,6 persen dari 1.600 pemain ekspor Brazil tersebut berkiprah di kompetisi-kompetisi strata tertinggi di negara tujuan.

Maka tidak heran jika pemain Brazil pun turut menyumbang pemain di klub-klub yang menjadi jawara liga-liga papan atas Eropa musim ini. Siapa saja mereka dan bagaimana kiprahnya pada musim 2019/2020?




1. Liverpool (juara Liga Inggris)

Skuat Liverpool yang mengakhiri puasa gelar liga domestik selama 30 tahun diperkuat tiga pemain Brazil di tiga posisi yang berbeda. Tidak berlebihan jika dikatakan ketiga pemain tersebut memberi kontribusi besar kepada kesuksesan The Reds bukan hanya saat menjuarai liga musim ini, namun juga keberhasilan mereka meraup sejumlah trofi dalam dua musim terakhir.

Kiper nomor satu timnas Brazil Alisson Becker di Liga Inggris musim 2019/2020 mungkin tidak secermelang musim lalu. Sempat absen pada beberapa pertandingan di awal musim karena, Alisson kemudian kembali mengisi posisi di bawah mistar gawang untuk mencatatkan total 29 penampilan di liga.

Secara statistik, Alisson pada musim ini hanya mencatatkan 13 kali tidak kebobolan sama sekali (clean sheet), jumlah yang menurun setelah pada musim lalu mengukir 21 clean sheet dari 38 penampilan. Dengan catatan 23 kali kemasukan, ia kemasukan satu gol lebih banyak dibanding musim lalu.

Meski demikian keberadaan Alisson di bawah mistar gawang masih belum dapat tergantikan. Terbukti saat Adrian menggantikan Alisson yang cedera, Liverpool tersingkir di Piala FA dan Liga Champions.



Di lini tengah, Fabinho yang direkrut dari AS Monaco dua tahun silam semakin merasa nyaman tampil dalam pola tiga gelandang di Liverpool. Bersama Georginio Wijnaldum dan kapten Jordan Henderson, Fabinho telah membentuk trio tangguh di lini tengah.

Seandainya hanya berpatokan pada statistik semata, mungkin sulit untuk mengukur kontribusi Fabinho karena ia minim mencetak gol atau membuat assist. Namun, kontribusi Fabinho dalam menjadi perisai pertama di depan lini pertahanan Liverpool sekaligus penyeimbang di lini tengah tentu tidak dapat dibilang kecil.

Selama lima musim musim berseragam Liverpool, musim ini merupakan musim di mana Roberto Firmino sangat sedikit menyumbang gol. Pemain bernomor punggung sembilan itu hanya mengoleksi sembilan gol di Liga Inggris.

Apakah kontribusinya kecil? Tidak juga. Firmino yang tidak egois semakin banyak berperan sebagai "pemantul" bola untuk disalurkan kepada Mohamed Salah atau Sadio Mane. Firmino yang bermain pada seluruh pertandingan Liga Inggris musim ini juga kerap "menarik" bek tengah lawan sehingga dapat membuka jalur operan atau membuka jalur pergerakan rekan-rekan setimnya.




2. Juventus (Liga Italia)

Juventus kembali membuktikan dominasinya di Liga Italia dengan memenangi gelar kesembilan beruntunnya musim ini, atau gelar scudetto ke-36nya.

Musim ini Juventus diperkuat trio pemain Brazil, yakni Alex Sandro, Douglas Costa, dan Danilo. Sekedar catatan, dari ketiganya tidak ada yang berposisi sebagai penyerang.

Alex Sandro menjadi pemain Brazil dengan catatan penampilan terbanyak untuk Juventus. Pemain yang bisa bermain di posisi gelandang kiri dan bek kiri itu total mengukir 27 penampilan di Liga Italia dengan koleksi satu gol dan tiga assist.



Pemain Brazil selanjutnya adalah Danilo yang didatangkan dari Manchester City pada awal musim. Danilo yang bisa bermain sebagai bek kanan dan bek kiri itu mencatatkan 15 penampilan untuk Bianconerri dengan koleksi dua gol. Namun, Danilo bukan pemain andalan di posisi bek kiri, ia harus bersaing ketat dengan Juan Cuadrado dan Mattia De Sciglio untuk mengisi posisi tersebut.

Douglas Costa menjadi pemain Brazil dengan menit bermain paling sedikit di Juventus. Mantan pemain Bayern Munich itu pada musim 2019/2020 hanya mengukir tujuh penampilan sebagai pemain inti, dan sebagaimana musim lalu ia lebih banyak berfungsi sebagai pemain pelapis.

Sampai musim 2019/2020 berakhir, Costa menyumbang satu gol dan empat assist untuk Juventus.



3. Real Madrid (Juara Liga Spanyol)

Real Madrid menjadi klub juara liga papan atas Eropa dengan pemain Brazil terbanyak di skuatnya.Tim yang menjuarai Liga Spanyol untuk ke-34 kalinya musim ini tersebut diperkuat Casemiro, Marcelo, Eder Militao, Rodrygo, dan Vinicius Junior.

Gelandang bertahan Casemiro yang telah berseragam Real sejak 2013 menjadi pemain Brazil dengan catatan penampilan terbanyak musim ini. Di Liga Spanyol, pemilik nomor punggung 14 itu bermain sebanyak 35 kali dengan kontribusi empat gol dan tiga assist.



Bek kiri Marcelo menjadi pemain Brazil dengan koleksi penampilan terbanyak selanjutnya, yakni 15 kali. Catatan penampilan tersebut menjadi jumlah penampilan semusim paling sedikit selama Marcelo membela Los Blancos.

Selain cedera pada awal musim, Marcelo yang kini berusia 32 tahun menghadapi persaingan ketat dari bek muda Prancis Ferland Mendy. Marcelo sendiri pada musim lalu masih sempat mencatatkan satu gol dan dua assist di Liga Spanyol.



Dua gelandang serang belia Vinicius Junior dan Rodrygo sama-sama mencatatkan sepuluh penampilan untuk Real Madrid musim lalu. Kontribusi mereka cukup baik dengan catatan tiga gol dan satu assist untuk Vinicius serta dua gol untuk Rodrygo.

Sedangkan Eder yang menjalani musim debutnya di Real mencatatkan sepuluh penampilan. Sebagai pemain bertahan, atribusi gol dan assist tidak melekat kepada Eder, namun ia mampu tampil cukup baik saat dipercaya pelatih Zinedine Zidane untuk melapis Raphael Varane atau Sergio Ramos.



4. Bayern Munich (juara Liga Jerman)

Penguasa Liga Jerman Bayern Munich menjadi satu-satunya klub juara liga papan atas Eropa yang hanya diperkuat satu pemain Brazil. Sosok itu adalah pemain pinjaman dari Barcelona, Philippe Coutinho.

Coutinho bukan pilihan utama di lini tengah Bayern bagi pelatih Niko Kovac dan Hansi Flick. Di lini tengah yang diisi Corentin Tolisso, Thiago, Thomas Mueller, dan Joshua Kimmich, Coutinho bukan "ikan besar" satu-satunya dan hanya mencatatkan 15 penampilan sebagai pemain inti sepanjang musim.

Total pada musim 2019/2020, Coutinho membukukan delapan gol dan enam assist bagi Bayern di Liga Jerman.




5. Paris St Germain (juara Liga Prancis)

Juara bertahan Liga Prancis Paris St Germain (PSG) yang kembali mempertahankan mahkota liganya, meski kompetisi dihentikan akibat pandemi COVID-19, diperkuat tiga pemain Brazil musim ini, yakni Neymar, Marquinhos, dan Thiago Silva.

Neymar musim ini hanya 15 kali membela PSG di Liga Prancis. Jumlah catatan penampilan paling sedikit selama ia berseragam PSG sejak didatangkan dari Barcelona tiga tahun silam.

Walau demikian Neymar masih mampu menyumbang 13 gol dan memberikan enam assist. Jumlah gol yang hanya kalah dari koleksi 18 gol yang diukir Kylian Mbappe.

Jumlah penampilan yang sama dengan Neymar diukir gelandang Marquinhos pada musim ini. Sebagai gelandang, Marquinhos masih mampu membukukan tiga gol dan satu assist di Liga Prancis musim ini. Sedangkan Thiago Silva masih menjadi pilihan utama di jantung pertahanan PSG, dan ia tampil sebagai pemain inti sebanyak 20 kali di Liga Prancis musim 2019/2020.


 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024