Pemkab Bantul: Tiitik pemotongan hewan kurban bertambah

id Pemotongan hewan

Pemkab Bantul: Tiitik pemotongan hewan kurban bertambah

Pemotongan hewan kurban di salah satu desa di Bantul. ANTARA/HO-Aspri

Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan bahwa titik pemotongan hewan kurban pada perayaan Idul Adha 1441 Hijriah bertambah dibanding dengan perayaan tahun lalu karena kepatuhan dalam penerapan protokol kesehatan COVID-19 untuk membatasi kerumunan orang.

"Ada penambahan sedikit titik pemotongan hewan dari tahun lalu, itu karena adanya Surat Edaran Pemkab Bantul tentang protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dalam perayaan Idul Adha," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Bantul Joko Waluyo di Bantul, Senin.

Dia menyebutkan, bahwa titik pemotongan hewan kurban di seluruh Bantul pada perayaan Lebaran Haji 2020 sebanyak 2.152 titik, bertambah sekitar 80 titik dibandingkan tahun lalu 2019 yang sebanyak 2.071 titik pemotongan yang dilaporkan dari seluruh 75 desa se-Bantul.

Menurut dia, dalam Surat Edaran tentang protokol kesehatan itu intinya menyatakan bahwa ada pembatasan kerumunan orang sebanyak 40 orang pada setiap tempat pemotongan hewan, sehingga bagi masjid yang memotong hewan jumlah banyak dibagi dua titik pemotongan.

"Padahal jumlah ternak (hewan kurban) yang dipotong menurun dari tahun lalu, namun titik bertambah, karena ada yang memotong di dua titik. Tahun lalu total hewan kurban yang dipotong di Bantul sebanyak 20.796 ekor, tahun ini berjumlah 19.318 ekor," katanya.

Perbandingan hewan kurban yang dipotong itu rinciannya adalah sapi dari 6.434 ekor menjadi 6.197 ekor, domba dari 8.848 ekor menjadi 7.407 ekor, namun untuk kambing mengalami kenaikan jumlah dari 5.514 ekor menjadi 5.714 ekor, tetapi secara keseluruhan menurun tujuh persen.

Joko Waluyo mengatakan, sedangkan temuan kasus cacing hati atau fasciola hepatica pada hewan kurban hasil pantauan dari Jumat (31/7) hingga Minggu (2/8) sebanyak 147 hewan, yang meliputi 116 kasus pada sapi, 18 kasus pada kambing dan 13 kasus pada domba.

Temuan cacing hati pada hewan kurban ini juga mengalami penurunan dibanding tahun lalu yang dilaporkan sebanyak 222 kasus, yang masing-masing meliputi 161 kasus pada sapi, 28 kasus pada kambing dan 33 kasus pada domba.

Dia menjelaskan, penurunan kasus cacing hati pada hewan kurban karena sekarang ini pengelola tempat-tempat penampungan ternak dan belantik atau pedagang besar membeli ternak agak selektif, dan juga punya kesadaran untuk memastikan kondisi kesehatan ternak.

"Dan mereka sudah punya trik, sekian bulan sebelum disembelih sudah diobati cacing dulu. Dan para peternak yang mempunyai sapi itu rutin mengobati obat cacing, jadi tingkat kesadaran untuk memberikan obat cacing kepada ternak sudah baik," katanya.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024