DIY mengintensifkan pelatihan penjualan digital bagi UMKM

id UMKM,Yogyakarta,Pelatihan digital

DIY mengintensifkan pelatihan penjualan digital bagi UMKM

Dokumentasi - Peserta mencoba memotret produk miliknya saat acara UMKM Jogja Go Digital di Sleman, DI Yogyakarta, Senin (1/4/2019). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/ama/aa.

Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta akan mengintensifkan pelatihan penjualan berbasis digital bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bertahan di masa pandemi COVID-19.

"Nanti UMKM mitra akan kami latih bagaimana memasarkan melalui digital, membangun branding, iklan dengan konten digital, termasuk pengembangan aplikasi keuangan modern," kata Kepala Bidang Layanan Kewirausahaan, Dinas Koperasi dan UKM DIY Wisnu Hermawan di Yogyakarta, Rabu.

Ia mengatakan pelatihan yang akan digencarkan mulai Agustus hingga Desember 2020 ini menggunakan pendanaan dana alokasi khusus (DAK) dengan menyasar UMKM mitra yang tergabung dalam platform SiBakul yang dikembangkan Dinas Koperasi dan UKM DIY.

Menurut Wisnu, pelatihan pemanfaatan piranti digital bagi pelaku UMKM saat ini menjadi kebutuhan mendasar sebagai sarana penjualan yang paling memungkinkan ditempuh di masa pandemi ini.

Ia berharap dengan membuat para pelaku UMKM melek digital, tren penjualan mereka kembali tumbuh sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi DIY yang pada triwulan I 2020 minus 0,17 peren.

"Dengan melek teknologi, UMKM bisa bertahan karena pasarnya sepi. Meski titik tekan ekonominya tidak terlalu mengungkit tetapi setidaknya tidak terlalu jatuh di jurang resesi," kata dia.

Untuk mendorong transaksi penjualan pelaku UMKM, Dinas Koperasi dan UKM DIY sebelumnya telah memfasilitasi ongkos kirim produk yang dijual secara daring. Hingga Juli 2020 telah mengucurkan dana hingga Rp100 juta untuk fasilitas itu.

"Nilai ekonomi yang digerakkan mencapai enam kali lipatnya atau sekitar Rp600 juta," kata dia.

Jumlah UMKM di DIY yang mendapat fasilitas ongkos kirim sebanyak 400 UMKM meski secara keseluruhan UMKM di DIY mencapai 200 ribu lebih.

UMKM yang mendapatkan fasilitas itu adalah yang telah mendaftar dan memenuhi persyaratan seperti ketersediaan stok produk, melek IT, ketersediaan akses layanan perbankan secara daring, serta proses produksi yang konsisten berpijak pada protokol kesehatan.

Fasilitas pemasaran berupa gratis ongkos kirim itu digagas Dinas Koperasi UKM DIY merespons hasil analisis Bank Indonesia (BI) yang menyimpulkan bahwa 60 persen UMKM di DIY terkendala pemasaran akibat pandemi.